oleh Hasan Al-Jaizy
Beberapa points yang tak kau setujui:
[1] Seperti kata rekan kerja saya mengenai sebab BB di Indonesia lumayan laku. Karena karakter masyarakat Indonesia adalah menyukai grouping. Membentuk grup atau kelompok; membicarakan pembahasan kemana-mana.
[2] Kalau melihat ke beberapa kolam grup di Facebook sendiri karakter tersebut berefek. Grup-grup yang membicarakan 'murni' untuk kemajuan tanpa membicarakan kesalahan orang atau grup lain jarang kau temukan. Bahkan, grup-grup 'Islami' atau 'ilmiah' pun takkan ketinggalan menabur topik-topik 'mengoreksi' orang dan kelompok lain. Bahkan ada grup yang khusus untuk menggosipi ikhwah-akhwat atau asaatidzah.
[3] Cuma kerennya, balutan 'ilmiah' dan 'nahi-munkar' itulah yang membuatnya 'tidak bisa disalahkan' [?].
[4] Sebenarnya kalimat2nya 'klasik' [gitu-gitu aja dari dulu], seperti: 'Kenapa ya mereka kok bla bla bla!?' atau 'Ana heran kenapa mereka bla bla bla...' dan kalimat menggantung lainnya dengan harapan agar dikomentari, bukan untuk menambah ilmu pengetahuan, melainkan tampak di gaya bahasanya bertujuan mencari 'dukungan'...dan kalau ada yang melawan, langsung manggil teman2 sealiran...untuk mengeroyok. The hell???
[5] Dan semua manusia tahu berbuat tak semudah berkata; menulis status tak seberat menyampaikan secara lisan.
Beberapa points yang tak kau setujui:
[1] Seperti kata rekan kerja saya mengenai sebab BB di Indonesia lumayan laku. Karena karakter masyarakat Indonesia adalah menyukai grouping. Membentuk grup atau kelompok; membicarakan pembahasan kemana-mana.
[2] Kalau melihat ke beberapa kolam grup di Facebook sendiri karakter tersebut berefek. Grup-grup yang membicarakan 'murni' untuk kemajuan tanpa membicarakan kesalahan orang atau grup lain jarang kau temukan. Bahkan, grup-grup 'Islami' atau 'ilmiah' pun takkan ketinggalan menabur topik-topik 'mengoreksi' orang dan kelompok lain. Bahkan ada grup yang khusus untuk menggosipi ikhwah-akhwat atau asaatidzah.
[3] Cuma kerennya, balutan 'ilmiah' dan 'nahi-munkar' itulah yang membuatnya 'tidak bisa disalahkan' [?].
[4] Sebenarnya kalimat2nya 'klasik' [gitu-gitu aja dari dulu], seperti: 'Kenapa ya mereka kok bla bla bla!?' atau 'Ana heran kenapa mereka bla bla bla...' dan kalimat menggantung lainnya dengan harapan agar dikomentari, bukan untuk menambah ilmu pengetahuan, melainkan tampak di gaya bahasanya bertujuan mencari 'dukungan'...dan kalau ada yang melawan, langsung manggil teman2 sealiran...untuk mengeroyok. The hell???
[5] Dan semua manusia tahu berbuat tak semudah berkata; menulis status tak seberat menyampaikan secara lisan.
No comments:
Post a Comment