oleh Hasan Al-Jaizy
[1] Dulu, di malam tertentu, saat ada Serial Kiamat Sudah Dekat, para santri berlarian berhamburan menuju ke asrama guru dan kader untuk menonton. Ramai sekali. Rasanya indah sekali kebersamaan itu...dalam sepinya pedalaman.
[2] Pernah kami [beberapa guru] mencoba bercocok tanam dan berkebun. Kami pun membuat semacam gundukan2 [saya lupa apa istilahnya]. Suatu siang, murid2 pada iseng menancapkan sebuah kayu coklat di ujung gundukan milik saya; lalu mereka tulis dengan kapur: Hacan bin Ma'un, wafat tahun XXX. Benar-benar terkenang.
[3] Juga saat kami membuat sebuah kolam sekedar memacul banyak2. Jadilah kolam yang kemudian secara alami berisikan ikan-ikan. Tentu kami tidak mengisinya dengan ikan.
[4] Hari terakhir bertemu mereka, pamit mendadak. Sekedar salam...lalu sang guru pun berjalan jauh tinggalkan mereka. Keadaan dan manusia berubah...namun indahnya kenangan tak berubah.
[1] Dulu, di malam tertentu, saat ada Serial Kiamat Sudah Dekat, para santri berlarian berhamburan menuju ke asrama guru dan kader untuk menonton. Ramai sekali. Rasanya indah sekali kebersamaan itu...dalam sepinya pedalaman.
[2] Pernah kami [beberapa guru] mencoba bercocok tanam dan berkebun. Kami pun membuat semacam gundukan2 [saya lupa apa istilahnya]. Suatu siang, murid2 pada iseng menancapkan sebuah kayu coklat di ujung gundukan milik saya; lalu mereka tulis dengan kapur: Hacan bin Ma'un, wafat tahun XXX. Benar-benar terkenang.
[3] Juga saat kami membuat sebuah kolam sekedar memacul banyak2. Jadilah kolam yang kemudian secara alami berisikan ikan-ikan. Tentu kami tidak mengisinya dengan ikan.
[4] Hari terakhir bertemu mereka, pamit mendadak. Sekedar salam...lalu sang guru pun berjalan jauh tinggalkan mereka. Keadaan dan manusia berubah...namun indahnya kenangan tak berubah.
No comments:
Post a Comment