oleh Hasan Al-Jaizy
"AKU HERAN terhadap orang yang tidak faham bahasa Arab"
Salah satu pendukung fikiran tuk maju sedikit adalah mempelajari bahasa asing dengan tujuan jelas untuk ke depan. Kami rekomendasikan dengan sangat: Bahasa Arab. Tidak wajib namun -seperti yang telah kami katakan-: tujuannya ada dan jelas. Minimal memahami beberapa ayat penting. Seperti Al-Fatihah, An-Naas, Al-Ikhlas, ayat Kursi dll. Juga beberapa dzikir dan wirid. Karena itu sangat BERPENGARUH terhadap kekhusyuan seorang muslim dalam shalat dan dzikir.
Bahkan -semoga tidak lekas marah- sebagian salaf justru heran terhadap orang2 yang tidak memahami sedikitpun makna dari ayat. Kira2 begini kalimatnya:
"Aku heran terhadap mereka yang tidak faham bahasa [Arab]. Bagaimana mungkin mereka faham ayat tanpanya??? Bagaimana mungkin mereka khusyu' shalat tanpa fahamnya???"
Sebelum menanyakan, tanya diri sendiri...
Sebelum menanyakan siapa ulama salaf yang berkata begitu, ada baiknya mengaca diri masing2. Seberapa dalam pemahaman kita terhadap ayat2!? Atau hadits!? Karena Al-Qur'an diturunkan bukan sekedar dibaca -meski itu sudah bagus-, namun untuk ditadabburi. Bagi orang yang haus akan air telaga yang jernih dari kalam Ilahi, ia takkan mencukupkan diri pada bahasa pribumi, melainkan ia mencoba menggali dengan bahasa asli Al-Qur'an.
Semakin Anda memahami Arabic dengan tujuan memahami kalam Ilahi dan apa yang Dia inginkan darinya, semakin 'maju' fikiran Anda. Dan Islam tidak membebankan siapapun kecuali semampunya.
Jika Anda sedang atau telah berusaha namun kesulitan, sesungguhnya kesulitan menggandakan ganjaran....bukankah itu sebuah kesempatan?
http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/396687303705994
"AKU HERAN terhadap orang yang tidak faham bahasa Arab"
Salah satu pendukung fikiran tuk maju sedikit adalah mempelajari bahasa asing dengan tujuan jelas untuk ke depan. Kami rekomendasikan dengan sangat: Bahasa Arab. Tidak wajib namun -seperti yang telah kami katakan-: tujuannya ada dan jelas. Minimal memahami beberapa ayat penting. Seperti Al-Fatihah, An-Naas, Al-Ikhlas, ayat Kursi dll. Juga beberapa dzikir dan wirid. Karena itu sangat BERPENGARUH terhadap kekhusyuan seorang muslim dalam shalat dan dzikir.
Bahkan -semoga tidak lekas marah- sebagian salaf justru heran terhadap orang2 yang tidak memahami sedikitpun makna dari ayat. Kira2 begini kalimatnya:
"Aku heran terhadap mereka yang tidak faham bahasa [Arab]. Bagaimana mungkin mereka faham ayat tanpanya??? Bagaimana mungkin mereka khusyu' shalat tanpa fahamnya???"
Sebelum menanyakan, tanya diri sendiri...
Sebelum menanyakan siapa ulama salaf yang berkata begitu, ada baiknya mengaca diri masing2. Seberapa dalam pemahaman kita terhadap ayat2!? Atau hadits!? Karena Al-Qur'an diturunkan bukan sekedar dibaca -meski itu sudah bagus-, namun untuk ditadabburi. Bagi orang yang haus akan air telaga yang jernih dari kalam Ilahi, ia takkan mencukupkan diri pada bahasa pribumi, melainkan ia mencoba menggali dengan bahasa asli Al-Qur'an.
Semakin Anda memahami Arabic dengan tujuan memahami kalam Ilahi dan apa yang Dia inginkan darinya, semakin 'maju' fikiran Anda. Dan Islam tidak membebankan siapapun kecuali semampunya.
Jika Anda sedang atau telah berusaha namun kesulitan, sesungguhnya kesulitan menggandakan ganjaran....bukankah itu sebuah kesempatan?
http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/396687303705994
No comments:
Post a Comment