Monday, August 20, 2012

oleh Hasan Al-Jaizy
Beberapa point setelah menabur point tentang ketergelinciran di status sebelum ini:

[1] Salah satu perantara menimba ilmu adalah 'membaca'. Membaca buku, majalah atau apapun yang berfaedah adalah teranjurkan, SELAMA bacaan tersebut SESUAI dengan kadar kapasitas dan kualitas si pembaca. 

[2] 2 Syawal...apa agendamu kemudian perihal ilmu? Apakah rencanamu ingin menguasai suatu cabang ilmu Syar'i dengan target sekian tahun? Atau berencana mempertajam skill yang bermanfaat, semisal skill menulis atau skill ceramah?

[3] Mimpi itu adalah sekarang. Mimpi bisa menjadi modal awal. Sementara nyata atau tidaknya kemudian ia, kita serahkan pada Yang Maha Kuasa. Seseorang yang bermimpi bertemu kekasih yang ghaib nan majhul, ia layaknya setelah terbangun menjadi semangat dan menata hidupnya demi menyambut sang kekasih yang ditunggu-tunggu.

[4] Pun dengan apapun harapanmu untuk masa depan. Kini kau bermimpi menguasai segala maklumat tentang Khawarij, misalnya...sehingga kelak kau bisa menyebarkan yang haq di tengah manusia dan mematahkan argumen invalid berkaitan dengan Khawarij. Maka bersegeralah berbenah dengan cara belajar...belajar...belajar. Suatu saat insya Allah akan tampak buah manfaatnya. Belajar adalah pengakaran dan pembibitan ilmu. Jika akar telah tumbuh dan menjadi pohon kemudian, bukankah tinggal menunggu buahnya?

[5] Mungkin ada orang yang umurnya jauh melebihimu atau bahkan usiamu hanya setengahnya. Dia adalah orang berilmu dan ber-skill. Jangan merasa kau takkan bisa menjadi seperti dia. Kamu bisa menjadi seperti atau lebih baik darinya. Lihatlah usianya lebih tua darimu dan kamu bisa membalap kehebatannya dengan mentargetkan diri bahwa pada seusia beliau kamu HARUS bisa lebih hebat dari beliau.

[6] Hal, target dan tuntutan semacam itu tidak salah sama sekali. Justru itu menunjukkan tingginya pengharapan dan kekuatan hati. Jangan ikuti dan jangan seperti teman-temanmu yang menyerah dahulu sebelum mencoba....parahnya, mereka justru meledekmu yang tak henti-hentinya menyeka keringat selagi keras berusaha dan berlari. Yang mengatakan padamu: 'Kau takkan bisa' adalah orang yang sejatinya tak bisa. Lalu, kenapa harus kau dengar celotehan orang tak mampu? Go ahead!


http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/431871906854200

No comments:

Post a Comment