Thursday, August 9, 2012

Pulang Kampung II

oleh Hasan Al-Jaizy

Seperti yang sebelumnya dari tulisan 'Pulang Kampung', kita akan berbicara tentang apa yang berkaitan dengan Mudik menjelang lebaran.

Siapapun yang merantau atau pergi meninggalkan kampung halamannya, akan merindukannya. Kampung halaman. Kampung = besar, umum dan mencakup banyak rumah dalam satu daerah. Halaman = kecil, khusus dan hanya mencakup satu rumah. Perantau akan merindukan daerah, juga rumah.

Manusia perantau biasanya [atau hampir selalunya] lebih maju dibanding manusia pemukim asli di suatu negeri. Bagaimana tidak? Perantau menginjakkan kaki di negeri orang dengan berani dan belajar berpengalaman; sementara pemukim asli hanya bisa menginjakkan kaki di tanah sendiri. Itu pun terkadang kakinya diinjak oleh pendatang. Dan anehnya, ia rela terinjak meski statusnya tuan tanah atau tuan rumah. Apakah ini menunjukkan ketidakmajuannya ia? Tentu saji!

Tidak ada istilah 'pulang kampung' untuk pemukim asli. Istilah tersebut hanya milik perantau, adventurer, dan musafir. Para ulama zaman dahulu safar bermil jauhnya demi ilmu; meninggalkan kampung dan halaman. Dan sebagian mereka, ketika pulang kampung, mereka menjadi pembangun negeri dengan ilmu dan teori maslahat yang mereka tebar. Itulah sebaik-baik hasilan perantau; ketika balik ke kampung, ia harus bawa oleh-oleh yang bermanfaat. Jangan seperti kebanyakan orang sekarang, minta oleh-oleh berupa bahan pemenuh jamban saja. Seakan ilmu bukanlah oleh-oleh.


http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/428227433885314

No comments:

Post a Comment