oleh Hasan Al-Jaizy
Ketika kamu terkenal....
Ikuti langkah-langkah berikut:
[1] Ketika kamu terkenal, orang-orang mengenalmu.
[2] Ketika orang2 mengenalmu, mereka pasti menilaimu -sadar-tidak-sadar-.
[3] Penilaian manusia tidak mungkin seragam, tapi pasti beragam.
[4] Karena beragam, maka akan ada penilaian positif dan negatif.
[5] Biarpun kamu dikenal baik, orang2 buruk akan menilaimu buruk. Biarpun kamu dikenal buruk, orang2 baik akan menilaimu buruk.
[6] Manusia akan iri pada ketinggian dan hendak menujunya. Namun tidak semuanya mampu. Yang tidak atau belum mampu, akan iri.
[7] Iri adalah bibit dari dengki. Jika rasa iri tidak dimoderasi, maka yang tumbuh pasti dengki.
[8] Jika sudah mendengki, manusia takkan memandang kebaikan manusia yang didengki. Gunung kebaikan di depan mata tak tersaksi, namun titik keburukan di ufuk langit selalu tersaksi. Itulah tingkah pendengki.
[9] Ketika kamu terkenal, banyak yang memandangmu miring.
[10] Semakin kamu terkenal, semakin banyak yang pandangannya miring dan mabuk kedengkian kesumat.
Ketika kamu terkenal....
Ikuti langkah-langkah berikut:
[1] Ketika kamu terkenal, orang-orang mengenalmu.
[2] Ketika orang2 mengenalmu, mereka pasti menilaimu -sadar-tidak-sadar-.
[3] Penilaian manusia tidak mungkin seragam, tapi pasti beragam.
[4] Karena beragam, maka akan ada penilaian positif dan negatif.
[5] Biarpun kamu dikenal baik, orang2 buruk akan menilaimu buruk. Biarpun kamu dikenal buruk, orang2 baik akan menilaimu buruk.
[6] Manusia akan iri pada ketinggian dan hendak menujunya. Namun tidak semuanya mampu. Yang tidak atau belum mampu, akan iri.
[7] Iri adalah bibit dari dengki. Jika rasa iri tidak dimoderasi, maka yang tumbuh pasti dengki.
[8] Jika sudah mendengki, manusia takkan memandang kebaikan manusia yang didengki. Gunung kebaikan di depan mata tak tersaksi, namun titik keburukan di ufuk langit selalu tersaksi. Itulah tingkah pendengki.
[9] Ketika kamu terkenal, banyak yang memandangmu miring.
[10] Semakin kamu terkenal, semakin banyak yang pandangannya miring dan mabuk kedengkian kesumat.
No comments:
Post a Comment