Thursday, August 30, 2012

Rengkuhan Keadilan

oleh Hasan Al-Jaizy

Saudara-saudara kami, yaitu para pencari ilmu yang mulia, begitu semangatnya membahas perkara Khawarij atau Terrorisme, dengan tak lekang mengupas aib-aib dan menegaskan hujjah atasnya. Sungguh ada rasa syukur dari kita akan keberadaan ikhwah yang semangat akan kebenaran. Alhamdulillah.

Namun, ini pesan kami:

"Jikalau antum banyak-banyak membaca kitab mengenai Freemasonry, Zionisme, sejarah perjuangan kemerdekaan negeri, propaganda Sepilis, Theosofi, kecacatan demokrasi dan semacamnya, insya Allah antum tidak akan se-semangat itu dalam membahas perkara Khawarij dan Terrorisme.

Seperti yang kami dengar dari salah seorang ustadz yang sudah menggeluti dunia dakwah, media dan memantau pergerakan2 sekuler, liberal atau Islami semenjak lebih dari

20 tahun lalu, bahwa sebenarnya ikhwah/para dai sekarang, meskipun benar mereka berusaha mencabari Terrorisme, sebenarnya mereka tidak mengerti sejarah dan segala fakta yang tersembunyi.

Karena kita [kami dan antum] sudah terbiasa dengan membaca satu jenis artikel yang memihak pada satu sisi, lalu kita anggap final. Setelah itu, kita menyebarkannya dan menentang siapapun yang menentang. Padahal, sebenarnya pembahasan ini tak se-simple itu. Kita BELUM meraup dan mengerti semua sisi. Atau bahasa kasarnya: 'Kita memang tidak ada niatan untuk berusaha memahaminya di semua sisi.'"


Karena itu:

Kalau kita melihat ustadz2 pengajian atau lulusan2 kampus syariah membahas perkara semacam ini, acuannya pasti Al-Qur'an dan As-Sunnah [ini benar], disertai sejarah sirah Nabi atau sahabat atau khulafa' di beberapa dinasti Islami. NAMUN, mereka faqir akan pengetahuan histroris mengenai Freemasonry, Zionisme dan semacamnya. Hasilnya, produk artikel yang mereka buat benar2 syar'i namun baku dan terkesan mau memandang dari sisi itu saja.

Kalau kita melihat ustadz2 haroky atau ikhwah yang getol mengumbar perkara besar seperti ini dan kurang mengacu akan nash syar'i, mereka lebih mengerti tentang sejarah dan realitas. Mereka lebih tahu tentang apa yang sebenarnya terjadi. Sehingga kita lihat mereka membuat dokumen tertulis atau film dokumenter; hasil dari menggali pengetahuan dari bacaan dan tontonan. Dan mereka pun berkata benar mengenai sejarah dan kenyataan yang tersembunyi [hidden facts].

Satu pihak lebih condong tekstual...satu pihak lebih condong ke realitas. Kedua pihak SAMA-SAMA SEMANGAT. Namun beda kecondongan, karena basisnya sudah berbeda.


Adakah yang mau menggabungkan keduanya?

Jika memang ada, maka ia tidak akan terlalu semangat dan terburu-buru meng-copas artikel mengenai Khawarij dan Terrorisme serta menghakimi fulan adalah Khawarij dan fulan adalah biang terrorisme.

Karena jika sekedar berhujjah dengan pemahaman baku, Anda akan ditegur oleh orang yang berhujjah dengan realitas. Lalu Anda akan diberi pertanyaan2 tajam, yang akan membuat Anda mati kutu. Ini terjadi.

Kenapa mati kutu? Karena sekedar mengandalkan pemahaman baku di artikel orang, namun tidak mencoba menggali hidden facts. Atau bahkan kenyataan yang jelas [blatant facts] seringkali kita masa bodohkan. Yang penting kita ikut ustadz kita karena mereka berdalil.

Sekali lagi: "Jikalau antum membaca dan menerawang lebih jauh hidden facts, maka antum tidak akan sesemangat itu membahas Khawarij dan Terrorisme"


http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/434633729911351

No comments:

Post a Comment