Tuesday, August 14, 2012

Pelajar Spesialis Ghibah

oleh Hasan Al-Jaizy

MURID: "Ustadz, ana melihat beberapa ikhwah membahas masalah perpecahan, perselisihan dan persenggolan di antara thullab/asaatidzah/masyaayikh yang menisbatkan diri mereka pada manhaj yang haq, terutama di situs laba-laba. Pembahasan mereka sangat informatif; karena mereka tahu banyak hal dan peyimpangan."

USTADZ: "So what...gitu?"

MURID: "Tapi, ana juga melihat beberapa gelintir ikhwah yang sangat minimalis dalam pembahasan itu, atau bahkan tidak pernah sama sekali. Malah mereka ini masih saja ga habis ngaji dan sibuk meneliti hadits-hadits. Kelihatannya kurang punya bahan luas untuk dibahas. Bagusan mana, ya ustadz?"

USTADZ: "Kalau secara keilmiahan, bagusan yang kedua. Kalau secara adab dan akhlak thalib, bagusan yang kedua juga. Bahkan bisa ana bilang: jenis pertama itu tidak ada bagus-bagusnya. Kita seharusnya nyadar bahwa hampir tiap jam serpihan ilmu kita jatuh karena lalai. Dan apakah mereka ini mau nyadar bahwa setiap waktu mereka membicarakan topik-topik tersebut [yang sebenarnya tidak memberi keuntungan ilmu pada mereka] akan membuat mereka lupa akan ilmu!? Mereka pastinya tidak sadar dan kadang diajak sadar tidak mau sadar. Atau pura-pura tidak sadar. Pertanyaan berikut: 'mereka ini sebenarnya siapa, thullab al-ilm atau spesialis urusan seperti itu?' Sementara Syaikh Muqbil saja meminta murid-muridnya untuk tunduk kepala kepada buku dan ilmu dan jangan konsentrasi pada perkara dan sikap ahlul bid'ah dengan kalimat: 'Belajar dulu!', meskipun jika ditanya tentang penyimpangan, beliau akan menjawab."

MURID: "Apakah thullab semacam itu bisa dikatakan 'berilmu'?"

USTADZ: "Berilmu atau tidak, yang namanya thullab al-ilm ya mesti punya ilmu. Masalahnya: ilmunya berkah dan bermanfaat atau tidak? Tidak ada thullab al-ilm di zaman salaf spesialis dalam perkara semacam itu. Itu hanya ada di zaman kita, di saat semua orang, dari alim hingga jahil murakkab-nya, diberi kesempatan bicara, berpendapat dan 'ngoceh'."

Tidak perlu tahu siapa nama murid tersebut dan siapa nama ustadz tersebut. Ditakutkan jika nama mereka diketahui, mereka akan dijadikan bahan obrolan atau bahkan di-ghibahi. Bukankah sekarang jamannya Ghibah Manhajiyyah? Yang diperlukan adalah: 'ask yourself and take a mirror'

...and talk as your size does!


http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/430159460358778

No comments:

Post a Comment