Friday, October 26, 2012

[03] "Hizby Teriak Hizby"

oleh Hasan Al-Jaizy

Menuding golongan lain sesat dan melabeli mereka sebagai ahlul bida' dan ahwa', sementara sendirinya tak sadar telah terjerumus dalam kesesatan dan mencerminkan kebid'ahan serta pengekor hawa nafsu. Ini adalah sebuah gambaran ngeri yang tiap-tiap kita berlindung pada Allah darinya. Di sini, saya pribadi berusaha mengingatkan diri melalui tulisan ini serta pembaca sekalian, yang harapnya menjadi para penasehat bagi hati sendiri dan orang lain.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah -rahimahullah- berkata:

الواجب على كل مؤمن أن يحب ما أحب الله ورسوله؛ وأن يبغض ما أبغضه الله ورسوله مما دل عليه في كتابه، فلا يجوز لأحد أن يجعل الأصل في الدين لشخص إلا لرسول الله - صلى الله عليه وسلم - ؛ ولا لقول إلا لكتاب الله عز وجل

"Yang wajib atas setiap mukmian adalah ia mencintai apapun yang Allah dan Rasul-Nya cintai, dan membenci apapun yang Allah dan Rasul-Nya benci bersandar dari apa yang tertunjuk dalam kitab-Nya. Maka TIDAK BOLEH bagi seseorang menjadikan ASHL [Sandaran] agama dengan seorang manusia kecuali Rasulullah; dan dengan perkataan kecuali kitabullah Azza Wa Jalla" [Majmu Al-Fatawa: 20/8]

Maka, beliau pun

mensifati orang-orang yang menjadikan manusia selain Nabi Muhammad sebagai patokan beragama sebagai:

مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ

"orang-orang yang MEMECAH BELAH agama mereka dan mereka menjadi beberapa GOLONGAN. TIAP-TIAP GOLONGAN MERASA BANGGA dengan apa yang ada pada golongan mereka." [Q.S. Ar-Ruum: 32]

Beliau menambahkan:

فليس له أن يجعل قدوته وأصحابه هم العيار، فيوالي من وافقهم ويعادي من خالفهم

"Maka tidak layak baginya menjadikan [syaikh] qudwahnya dan kawan-kawannya sebagai NERACA, dengan berwala' [mencintai] yang menyetujui mereka dan memusuhi siapapun yang menyelisihi mereka [syaikh dan kawan2]." [Majmu Al-Fatawa: 20/8]

Perhatikan kalimat beliau di lain kesempatan:

كثير من الناس يخبر عن هذه الفِرَق بحكم الظن والهوى؛ فيجعل طائفته والمنتسبة إلى متبوعه الموالية له هم أهل السنة والجماعة، ويجعل من خالفها أهل البدع، وهذا ضلال مبين

"Banyak dari manusia menghukumi firqah-firqah ini berdasarkan dzan [sangkaan] dan hawa nafsu. Kemudian, menjadikan tha'ifah [golongan/jama'ah] nya dan siapapun yang berintisab [menyandarkan] pada [persona] yang diikuti sebagai Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Dan [di samping itu] menjadikan siapapun penyelisihnya sebagai Ahlul Bida'. Maka ini adalah KESESATAN YANG NYATA." [Majmu' Al-Fatawa: 3/346]

Beliau mengirim nasehat juga:

بَلْ كُلُّ أَحَدٍ مِنْ النَّاسِ يُؤْخَذُ مِنْ قَوْلِهِ وَيُتْرَكُ إلَّا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . فَمَنْ جَعَلَ شَخْصًا مِنْ الْأَشْخَاصِ غَيْرَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ أَحَبَّهُ وَوَافَقَهُ كَانَ مِنْ أَهْلِ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ وَمَنْ خَالَفَهُ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْبِدْعَةِ وَالْفُرْقَةِ - كَانَ مِنْ أَهْلِ الْبِدَعِ وَالضَّلَالِ وَالتَّفَرُّقِ

"Bahkan setiap dari manusia [bisa] diambil perkataannya dan [bisa] ditinggalkan [perkataannya] kecuali Rasulullah -shallallahu alaihi wa sallam-. Maka barangsiapa yang menjadikan satu orang dari para manusia selain Rasulullah [sebagai patokan] yang barangsiapa mencintai dan menyetujuinya, maka ia adalah Ahlus Sunnah wal Jamaah dan barangsiapa yang menyelisihinya adalah Ahlul Bida dan pemecah belah = maka DIA ADALAH AHLUL BIDA', AHLUDH DHALAAL, dan AHLUT TAFARRUQ." [Majmu' Al-Fatawa: 3/347]

Dalam kitab Al-Muntakhab min Kutub Syaikh Al-Islam Ibn Taimiyyah karya Alwi As-Saqqaf, kalimat-kalimat beliau -rahimahullah- di atas dimasukkan pada Qism Khilaf, Ikhtilaf, Tahazzub dst.

Jika Anda membaca tulisan atau melihat sikap pemilik status ini condong bersifat buruk sebagaimana yang dibahas di status ini, maka segeralah nasehati dan jangan tunggu zaman. Nasehatilah ia dengan baik, dan upayakan untuk merahasiakan lantunannya. Karena tiada kita melainkan membutuhkan nasihat.

Maka, marilah kita, wahai para penasehat, menasehati diri sendiri seseringnya dan bercermin. Jangan sampai seorang maling berteriak maling dan seorang hizby dalam beragama berteriak hizby.

Kita pernah membantah saudara-saudara yang meyakini bid'ah hasanah dengan sandaran dari taqsim [pembagian] Al-Izz bin Abdis Salaam -rahimahullah- dan perkataan Umar -radhiyallahu anh- dengan perkataan, "Hadits Nabi perihal semua bid'ah itu SESAT, kalian malah menandinginya dengan perkataan sahabat dan ulama".

Namun, apakah pernah kita membantah diri kita sendiri ketika sudah jelas ayat dan hadits melarang suatu hal, terutama masalah tahazzub [bergolong-golongan], malah kita mensakralkan kalimat atau fatwa ijtihad ulama/guru kita!?

PR manhajy untukku dan mu.


http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/455385154502875

1 comment:

  1. Izin share akh,sptnya sy trlewat status antum yg ini...

    ReplyDelete