Sunday, October 7, 2012

Berdoalah Dengan Sungguh dan Yakin


oleh Hasan Al-Jaizy

Dalam arti lain: jangan main-main. Karena kekuatan sebuah doa juga terletak pada hati pendoa. Jika hatinya bersungguh dan yakin akan ke-Maha-Mengabulkan-nya Allah, Sang Pencipta langit, bumi, apa di antara keduanya dan segala di dalam keduanya, maka Allah tidak akan membiarkan hati-hati pendoa beriman sedih karena hampanya jawaban. Tidak. Percayalah.

Dalam sebuah hadits dalam Mustadrak-nya Al-Haakim, diriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda:

ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالْإِجَابَةِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لَا يَقْبَلُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لَاهٍ

"Berdoalah kepada Allah, sedang kalian yakin terhadap pemenuhannya [yakni: pengkabulan dari-Nya]. Dan ketahuilah oleh kalian, sesungguhnya Allah tidak menerima doa orang yang hatinya lalai."

Hadits di atas adalah hadits munkar, diriwayatkan oleh Tirmidzy, Ibnu Hibban dan selainnya. Tirmidzy sendiri mengatakan: "Ini adalah hadits gharib" yang maksudnya di sini: beliau tidak mengetahui hadits ini kecuali dari jalan periwayatan satu saja.

Namun, hadits di atas memiliki syaahid yang insya Allah bisa menguatkan maknanya:

"Wahai manusia, jika kalian meminta kepada Allah Azza wa Jalla maka mintalah kalian sedang kalian yakin akan terpenuhinya [permintaan kalian]. Sesungguhnya Dia tidak menjawab doa dari hati yang ghaafil [lalai]." [H.R. Ahmad 2/177, dikatakan oleh Al-Haitsamy: 'Isnadnya hasan'. Wallahu a'lam]

Penjelasan dari Ibnul Qayyim

Hadits-hadits di atas, memiliki makna dan faedah yang sangat layak dipelajari. Ibnul Qayyim -rahimahullah- telah menjelaskan sebagai berikut:

وَكَذَلِكَ الدُّعَاءُ ، فَإِنَّهُ مِنْ أَقْوَى الْأَسْبَابِ فِي دَفْعِ الْمَكْرُوهِ ، وَحُصُولِ الْمَطْلُوبِ ، وَلَكِنْ قَدْ يَتَخَلَّفُ أَثَرُهُ عَنْهُ ، إِمَّا لِضَعْفِهِ فِي نَفْسِهِ - بِأَنْ يَكُونَ دُعَاءً لَا يُحِبُّهُ اللَّهُ ، لِمَا فِيهِ مِنَ الْعُدْوَانِ - وَإِمَّا لِضَعْفِ الْقَلْبِ وَعَدَمِ إِقْبَالِهِ عَلَى اللَّهِ وَجَمْعِيَّتِهِ عَلَيْهِ وَقْتَ الدُّعَاءِ ، فَيَكُونُ بِمَنْزِلَةِ الْقَوْسِ الرِّخْوِ جِدًّا ، فَإِنَّالسَّهْمَ يَخْرُجُ مِنْهُ خُرُوجًا ضَعِيفًا ، وَإِمَّا لِحُصُولِ الْمَانِعِ مِنَ الْإِجَابَةِ : مِنْ أَكْلِ الْحَرَامِ ، وَالظُّلْمِ ، وَرَيْنِ الذُّنُوبِ عَلَى الْقُلُوبِ ، وَاسْتِيلَاءِ الْغَفْلَةِ وَالشَّهْوَةِ وَاللَّهْوِ ، وَغَلَبَتِهَا عَلَيْهَا .

"Begitu pula doa, yang termasuk sebab paling kuat untuk menolak gangguan dan meraih apa yang diinginkan. Tapi adakalanya pengaruh doa ini tidak langsung tampak, atau bahkan lemah sama sekali, yaitu jika itu termasuk doa yang tidak disukai Allah; karena di dalamnya terkandung pelanggaran. Atau boleh jadi karena lemahnya hati dan tidak adanya kebersamaan dengan Allah ketika doa dipanjatkan. Hal seperti ini bagai busur yang lemah. Tentunya anak panah yang meluncur dari busur ini pun juga akan lemah. Adakalanya penghalang pemenuhan doa itu ialah karena memakan yang haram, dosa yang bertumpuk-tumpuk di dalam hati, kelalaian dan syahwat serta canda ria yang terlalu menguasai hati." [Al-Jawaab Al-Kaafi hal 21, dengan terjemahan Kathur Suhardi di kitab Noktah-noktah Dosa: Terapi Penyakit Hati]

Wallahu a'lam

No comments:

Post a Comment