Monday, October 29, 2012

Cingkrangen...Jenggoten = Momok? Soleh?

oleh Hasan Al-Jaizy

Cingkrangen / Jenggoten...Momok?
Cingkrangen / Jenggoten...Soleh?

Pertama: Momok. Apa itu momok? Momok adalah sifat menghantui. Asalnya digunakan untuk mensifati sesuatu yang mengerikan dan berdampak buruk. 

Kedua: Soleh. Apa itu soleh? Soleh adalah baik atau benar. Dalam penggunaan bahasa kita, soleh bersinonim alim. 

Apakah cingkrangen itu wajib? Sebagian ulama mengatakan wajib, sebagian lagi mengatakan tidak wajib, namun menjadi wajib jika ketidak-cingkrangennya berdasar pada kesombongan. Kedua kubu memiliki dalil, alasan dan pendalilan.

Apakah jenggoten itu wajib? Zahir dari nash menghukumi wajib, karena diminta untuk 'membiarkan'. Ada juga yang memahami ketidakwajibannya. Tapi, perkara tersebut berlaku bagi yang punya. Bagi yang tidak punya, jangan

membuat jenggot sendiri.

================================

Apakah Cingkrangen/Jenggoten itu menjadi Momok bagi masyarakat?

[Menurut saya]: TIDAK; selama muka Anda enak dipandang. Enak dipandang ada 2 sebab:

[1] Karena memang aslinya ganteng/cantik, atau bentuknya menarik.
[2] Karena suka tersenyum dan terlihat ramah bersahaja.

Bagi yang merasa tidak ganteng/cantik/menarik, jangan memaksa bentuk. Tapi, jadikan muka Anda enak dipandang dengan cara menebar senyum dan bersikap ramah. Percayalah. Sebenarnya permasalahan tidak ramahnya sebagian orang dan picingan mata mereka terhadap kaum jenggoten-cingkrangen BUKAN KARENA jenggot dan celananya secara dzat. Tapi, karena penyetiran opini oleh media. Jika Anda tetap menampilkan muka masam, keras dan tidak ramah, maka jangan salahkan ibu mengandung.

Celana dan Jenggot tidak menghantui. Bahkan sebenarnya jenggot itu menambah nilai kewibawaan dan kehormatan. Sebelum opini tentang jenggot disetir media, orang2 normalnya melihat jenggot sebagai salah satu petunjuk akan kejantanan, hingga keilmuan seseorang. Ungkapan 'di tiap helai jenggot menggantunglah malaikat/bidadari' juga membentuk opini positif. Sebenarnya pandangan positif itu masih tertanam hingga kini; hanya saja media berhasil memainkan peran. Nah, peran Anda sekarang, merubah citra jenggot Anda. Bukan malah bermuka masam dan mengeras lalu mengatakan, 'Wah, saya ghuroba' lho.' Itu insya Allah takkan merubah pandangan mereka.

Dan awalnya jangan langsung tersinggung jika dipanggil 'Pak Jenggot', atau diejek 'kebanjiran, Mas?' selama orang tersebut memang tidak tahu. Biasa saja. Usahakan memberitahu dengan langkah-langkah.

===============================

Apakah Cingkrangen/Jenggoten adalah tanda kesolehan?

Bisa iya, bisa tidak.

Bisa iya; jika mereka yang cingkrangen/jenggoten meniatkan amalan sunnah Nabi. Bukan karena takut tidak dianggap bermanhaj, atau karena trend orang 'alim'. Dan itupun perlu ditambah dengan akhlak dan muamalah yang baik.

Karena ada yang cingkrangen namun suka mengkafirkan orang terlebih pemerintah. Ada yang jenggotnya hitam, jidatnya hitam dan hatinya lebih hitam lagi.

Namun, seperti yang ditulis sebelumnya, khusus untuk jenggot, ada kiranya juga memberikan gambaran positif tambahan pada wajah seseorang. Jika ada 2 ustadz yang tidak dikenal berdiri di mimbar terpaku diam dan memakai baju 'koko', maka orang akan melihat wajahnya. Jika salah satunya tidak berjenggot, maka yang berjenggot lebih dipandang. Jika keduanya berjenggot, maka yang lebih tebal/panjang lebih dipandang. Jika keduanya sama ukuran jenggotnya, selanjutnya...terserah Anda.

Tapi, orang jenggoten/cingkrangen kadang mentazkiyah dirinya sendiri sebagai orang alim. Mungkin ada yang berkata:

"Kenapa ya kok Maher Zein disukai banyak gadis muslimah, padahal ia tidak bermanhaj salaf, tidak jenggoten, tidak cingkrangen. Sementara kita ini bermanhaj salaf, jenggoten dan cingkrangen, kok ga disukai gadis2 muslimah!?"

Ya, itu salahmu dhewe. Bermanhaj salaf kok malah kepengen disukai gadis2? Wong pria2 ga suka sama kamu kok...apalagi gadis?

Note:

Jika ada yang mencukur jenggot atau tidak cingkrangen atau cingkrangen tapi celananya dilinting/dilipat ujung2nya [seperti celananya penulis status ini], jangan langsung dihakimi soleh atau tidaknya. Dan jika sudah bisa memelihara jenggot atau konsisten cingkrangen, jangan langsung menuduh diri sendiri sebagai soleh.


http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/456847447689979

No comments:

Post a Comment