Monday, October 15, 2012

Not Should Always Be The BEST


oleh Hasan Al-Jaizy

Ketika saya berlaku baik pada kalian seringkali, atau bertutur indah pada kalian bertubi-tubi, itu bukan berarti saya terbaik di antara kalian. Bukan pula saya lebih baik di antara siapapun di antara kalian. Bisa jadi, saya adalah terhina di antara kalian jika tiap-tiap kita dikalkulasikan kuantitas dan kualitas amal serta keilmuan. Karena itu, mohon jangan luputkannama saya dalam doa kalian. Semoga saya bisa sebaik kalian. Dan kita semua bersaudara, meski tiap-tiap punya perbedaan.

Ketika engkau merasa bukan yang terbaik, jangan berfikir bahwa kau tak bisa memberikan yang terbaik. Kau bisa. Baiklah, mungkin yang akan kau berikan itu bukanlah yang termegah, bukanlah yang termahal, dan bukan yang terbaik dari segala yang mereka punya. Tapi, itulah yang terbaik darimu. Tabur yang terbaik. Jika hasratmu hanya untuk menjadi yang terbaik di antara mereka, maka berhati-hatilah. Bisa saja kelak dengan hasrat itu kau menjadi pongah. Tetap berikan yang terbaik sembari berusaha untuk tidak merasa tinggi.

Mungkin saja baik bagimu, buruk baginya. Baik baginya, buruk bagimu. Penilaian berbeda-beda. Dan setiap jiwa juga tidak pantas memaksa jiwa lain untuk seragam dalam menilai. Kau boleh menilaiku baik, namun jangan berlebih. Jika ada pujian untukku, jangan taburkan itu di depanku. Kau boleh menilaiku buruk, namun jangan berlebih. Jika ada celaan, mohon jangan siarkan di khalayak. Baik atau buruk kau menilai, aku pun berhak menilaimu dari lisan dan buatanmu. Itu kebebasanmu bersikap dan bertutur...sementara di sini, aku dan siapapun, punya pandangan terhadapmu.

Kau atau aku tak perlu berambisi keras untuk menjadi yang terbaik. Semua orang tidak menuntutmu untuk menjadi yang terbaik. Namun, jika ternyata kau adalah orang baik dan selalu memperbaiki diri, maka aku anggap kau adalah yang terbaik. Mari, kita sama-sama belajar untuk menjadi baik tanpa harus merasa 'tinggi' dengan kebaikan kita.

No comments:

Post a Comment