Wednesday, October 24, 2012

Pelipur Lara Bagi Yang Teruji Oleh Kurangnya Harta


oleh Hasan Al-Jaizy

Sebagian besar manusia menilai bahagia tercermin dari gemuknya badan dan banyaknya harta. Gemuk menandakan melebihi standar dan begitu pula dengan banyaknya harta. Dan memang, manusia yang berbadan bagus, kekar dan kuat akan cenderung memamerkan itu pada manusia. Ia akan lebih suka memakai kaos yang menzahirkan besarnya tangan. Juga, manusia bergelimang harta, akan cenderung menunjukkan adanya pada manusia. Ia akan lebih suka memakai pakaian yang mendeklarasikan bahwa 'saya berada'. Semua itu adalah perkara mubah, selama tidak berbalut dengan kesombongan, meski sebiji dzarrah.

Namun, sungguh banyak yang berbadan besar lupa bahwa ia akan diminta pertanggung jawaban lebih banyak perihal kekuatan dibanding yang berbadan kecil. Terlebih yang berharta berlimpah, bukankah fitnah umat ini terletak pada harta?

إن لكل أمة فتنة و فتنة أمتي المال

"Sesungguhnya pada setiap umat ada fitnah (yang merusak/menyesatkan mereka) dan fitnah (pada) umatku adalah harta." [H.R. Tirmidzy dan Bukhary dalam At-Taarikh Al-Kabiir-nya]

Orang kaya berpotensi terfitnah dengan kekayaannya. Karena belum tentu ia berdaya mengolah harta, menginfakkannya, meneliti halal-haramnya, menggunakannya dalam perkara mubah atau baik, dan seterusnya. Dan sangat bisa dengan hartanya ia justru menjadi cucu Qarun, yang lupa derma Sang Raziq, angkuh, nan membangkang.

Orang miskin berpotensi terfitnah dengan kemiskinannya. Karena belum tentu ia berdaya meneguhkan diri di tengah padang pasir kemiskinan, yang mana terik matahari seperti palu tak henti-henti memukul kepala, yang mana tiap butiran debu bagai paku-paku kecil yang goreskan luka-luka.

Namun, Nabi kita yang mulia, mewartakan isi hatinya:

فَوَاللَّهِ مَا الْفَقْرَ أَخْشَى عَلَيْكُمْ ، وَلَكِنْ أَخْشَى عَلَيْكُمْ أَنْ تُبْسَطَ عَلَيْكُمُ الدُّنْيَا ، كَمَا بُسِطَتْ عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ ، فَتَنَافَسُوهَا كَمَا تَنَافَسُوهَا ، وَتُلْهِيَكُمْ كَمَا أَلْهَتْهُمْ

"Maka, demi Allah, bukanlah kemiskinan yang aku takutkan (akan merusak agama) kalian. Akan tetapi yang aku takutkan bagi kalian adalah jika (perhiasan) dunia dibentangkan (dijadikan berlimpah) bagi kalian sebagaimana (perhiasan) dunia dibentangkan bagi umat terdahulu sebelum kalian. Maka kalian pun berlomba-lomba mengejar dunia sebagaimana mereka berlomba-lomba mengejarnya. Sehingga akibatnya, dunia (harta) itu membinasakan kalian sebagaimana dunia membinasakan mereka." [H.R. Bukhari dan Muslim]

Di kesempatan lain, beliau bersabda:

إِنَّ أَكْثَرَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ مَا يُخْرِجُ اللَّهُ لَكُمْ مِنْ بَرَكَاتِ الأرْضِ

"Sesungguhnya apa yang paling aku takutkan atas kalian adalah apa yang Allah keluarkan untuk kalian dari berkah-berkah bumi."

Lalu, para sahabat bertanya: "Apakah berkah-berkah bumi itu, wahai Rasulullah?"

Beliau menjawab:

زَهْرَةُ الدُّنْيَا

"Kembang (perhiasan) dunia." [H.R. BUkhari]

Juga, Allah Ta'ala berfirman:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ فَلا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا

"Wahai manusia sekalian, sesungguhnya janji Allah itu haq! Maka, janganlah kalian tertipu oleh kehidupan dunia." [Q.S. Fathir: 5]

Maka, di kalimat-kalimat agung tersebut, terdapat nasehat terhadap siapapun dari kita yang Allah titipkan padanya harta berlebih. Sebagai peringatan dan sebagai pengingatan. Bahwa itu semua bisa menipu.

Dan janganlah berkecil hati dan berkeluh kesah selamanya, duhai yang diuji dan difitnah dengan sedikitnya keping-keping di saku. Karena kebahagiaan itu tidak selalu ada di sana. Jika engkau sudah merasa cukup dengan apa yang ada, meskipun betapa kurangnya, maka itu sudah menjadi terjemah dari sebuah kebahagiaan; yang belum tentu terdapat di tangan-tangan berharta. Karena:

"Seandainya seorang manusia memiliki dua lembah (yang penuh berisi) harta/emas, maka dia pasti akan menginginkan lembah (harta) yang ketiga." [H.R. Bukhari dan Muslim]

No comments:

Post a Comment