Saturday, October 13, 2012

...Suku-suku Agar Kalian Saling Kenal III

oleh Hasan Al-Jaizy

Dan memang, saudaraku, dakwah itu harus diniatkan sebagai menegakkan kalimat Allah. Menegakkan kebenaran. Bukan menegakkan cengkraman kelompok sendiri, atau partai dan semacamnya. Ya, mungkin saja hal tersebut ada manfaatnya, tapi marilah kita mengaca pada kaum salaf jua pengikutnya, mereka mencari ilmu, beramal dan berdakwah murni demi Allah. Embel-embel hizb, party dan semacamnya tidak ditemukan. Jikalau ada, semoga Allah memaafkan mereka dan kita semua.

Apakah suku-suku diciptakan agar sekedar kenal? Tidak hanya itu. Kalian saling mengenal agar kalian saling tahu bagaimana menyampaikan kebenaran agar diterima dalam perbedaan adat, tradisi atau budaya.

Di antaranya adalah bahasa. Bahasa asing bisa menjadi kendala besar. Bagaimana bisa seorang dai yang medok Jawa datang ke pedalaman Irian Jaya atau tidak usah jauh-jauh, ke pedalaman Banten saja untuk menyampaikan risalah? Satu negara namun asing berbahasa. Mengenali bahasa orang-orang setempat bisa menjadi kewajiban bagi dia yang ingin menegakkan kebenaran.

Apakah hizb-hizb diciptakan agar saling kenal? Hmm...sulit juga untuk

menjawab 'ya'. Karena sudah ada nash-nya bahwa setiap hizb akan membangga-banggakan apa pada mereka sendiri. Yang sebenarnya ini cerminan fanatisme, biarpun itu halus dan disopan-sopankan. Saking halusnya, orang-orang yang keras melarang selainnya untuk menjadi hizby pun bisa saja adalah seorang hizby tanpa sadar. Karena berkelompok itu enak. Serasa kuat. Dan kekuatan itu akan mempunyai cengkraman berbeda.

Lalu apakah hizb diciptakan agar mengenali lainnya? Jawabannya: Iya, mengenali untuk mengungguli. Untuk apa membentuk hizb jika tidak untuk mengungguli selainnya? Wallahu a'lam. Semoga niat-niat diperbagus. Entah bisa atau tidak hizb-hizb dikiaskan dengan suku-suku; karena suku itu pembagian langsung dari Allah. Sementara hizb itu kotak-kotak dari manusia sendiri.

Hizb yang haq dan beruntung hanyalah Hizbullah. Bukan Hizbullah dari Libanon. Itu hizb sesat. Hizbullah tertera dalam Al-Qur'an di ayat terakhir Surat Al-Mujaadilah:

أُولئِكَ حِزْبُ اللَّهِ أَلا إِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

"Mereka itulah golongan [HIZB] Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah golongan yang beruntung."

Agar semua orang tahu bahwa Hizb asalnya adalah kosakata yang tidak mesti mengandung makna negatif. Sekarang dipandang negatif disebabkan perumusan istilah dan maknanya yang dimutlakkan pada satu hal negatif. Nah, perlu sekali kita mengenal golongan Allah ini, tanpa memandang kesukuan. Ini dia mereka:

وَرَسُولَهُۥ وَلَوْ كَانُوٓا۟ ءَابَآءَهُمْ أَوْ أَبْنَآءَهُمْ أَوْ إِخْوَٰنَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ كَتَبَ فِى قُلُوبِهِمُ ٱلْإِيمَٰنَ وَأَيَّدَهُم بِرُوحٍۢ مِّنْهُ ۖ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّٰتٍۢ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَا

"Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara atau pun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah rida terhadap mereka dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat) Nya." [Q.S. Al-Mujaadilah: 22]

Nah, maka kenalilah hizbullah sekaligus karakter suku-suku dan medan dakwah. Jadikan mereka sebagai Hizby! Hizby dalam artian positif, yaitu hizbullah. Bukan hizby dalam artian negatif. Dakwah kita di desa maupun di kota untuk mengajak manusia kembali kepada hukum syariat Allah, bukan hukum/undang-undang manusia, atau kepada golongan sendiri.

bersambung


http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/450766114964779

No comments:

Post a Comment