Friday, October 12, 2012

Bayangkan Jika Memang Ini Terbayang [Untuk Sebagian Teman ASWAJA]


oleh Hasan Al-Jaizy

Bayangkan jika kuburanmu disucikan, melebihi sucinya tempat ibadah [mushalla, langgar atau masjid]...tidak terbayang? Kalau begitu:

Bayangkan jika kuburan ibumu kau sucikan, melebihi sucinya masjid. Lalu kau tambah nisan dan ubin. Tidak puas, lalu kau jadikan sebuah atap di atasnya. Fikirmu, ibumu akan 'kehujanan' di musim hujan dan 'kepanasan' di musim panas.

Bayangkan itu...

Bayangkan jika kuburanmu dibentuk seperti rumah, bertembok, beratap, berkaca, padahal kau hanyalah bangkai...BANGKAI....mayat di tanah yang sedang menerima adzab ataupun nikmat, sesuai dengan amalmu di dunia. Tidak terbayang? Atau terlalu lucu untuk dibayangkan? Kalau begitu:

Bayangkan jika kuburan ibumu kau bentuk semahligai rumah tinggal manusia hidup, padahal ibumu telah mati...telah menjadi mayat. Sedangkan engkau TIDAK TAHU...sungguh engkau tidak tahu apakah ibumu di dalam kubur sedang diadzab atau diberi nikmat. Semua sesuai amal beliau di dunia. Bayangkan kemudian kau dan para pekerja membangun rumah di atas kuburnya.

Bayangkan itu...

Bayangkan jika dirimu, yang entah kau sedang dalam masa sulit diadzab atau entah kau sedang tenang dalam kenikmatan di dalam kubur, lalu orang memegahkan atas permukaan kuburmu. Lalu orang-orang mengadakan perayaan di atas kuburmu, mereka berteriak-teriak bising....kau mati...kau diam...kau tak bisa bergerak...kau tak bisa mencegah mereka sambil berkata, 'Kalian diamlah! Biarkan aku tenang di alamku! Uruslah diri dan perbaikilah amalan kalian!' Kau tidak bisa berkata-kata. Sementara letupan petasan dan kembang api membisingi kuburmu. Lalu mereka membebanimu dengan mengatakan, 'Duhai engkau yang di kubur, sampaikan mohon doa kami pada Tuhan! Duhai engkau yang di alam sana di sisi-Nya, kami menitip asa dan harapan, menampuk pada kehadiranmu di rahmat-Nya!' Sedang mereka tak setitik pun terkabari apakah gerangan kau sedang disiksa dan dipidana atau sedang dikasihi dan dilapangi.

Bayangkan jika ibumu yang di kubur itu, kau dan mereka membebani ibu dengan suara bising dan permohonan titipan doa.

Bayangkan itu...

Bayangkan ketika engkau berjalan di sebuah kubur, kau mendengar teriakan-teriakan ngeri meminta ampun...bayangkan jikalau semua siksa itu terdengar olehmu...masihkah kau bersama teman-teman juga gurumu itu memasang petasan di atas kubur-kubur? Masihkah kau bersama mereka mendendangkan wirid keras-keras?

Sedangkan petasan dan wirid dengan cara yang melanggar aturan syari'at tidak akan diterima...tidak akan berefek positif untuk mayyit.

Bayangkan jika seorang mayyit disiksa dan melolong tak terampuni jeritnya yang naas di bawah permukaan tanah, sementara di atas permukaan tanah kau dan mereka mengadakan perayaan....

...sungguh kau dan aku tak tahu gerangan yang terjadi pada mayyit-mayyit...karena itulah, jadikan kubur sebagai kubur. Jangan sampai 'pembalasan terhadap kezaliman yang tidak disadari' itu terjadi padamu atau aku. Jangan sampai.

Aku mengajakmu berfikir dan merenung...bukan mengajakmu mengubur diri pada fanatisme buta. Dan jujurlah menjawab: 'Apa benar engkau dan mereka ketika kunjungi kubur untuk berfikir dan merenung?'

Jujur itu hanya kau yang tahu...dan tentu saja Allah lebih tahu tentangmu dan aku...juga mereka....

...juga siapa-siapa yang sedang disiksa dalam kubur...atau diberi nikmat di dalamnya.

No comments:

Post a Comment