Thursday, October 11, 2012

Kupu-kupu Dahulunya Adalah Cupu-cupu


oleh Hasan Al-Jaizy

Dahulu Pak Es Be Ye adalah anak kecil punya ingus yang kadang lupa untuk diseka, sebagaimana lazimnya anak kecil. Dahulu Pak Chairul Tanjung adalah anak singkong atau anak kampung yang kadang 'nyeker' di jalanan. Dahulu si fulan adalah teman bermain kelereng yang sering kalah. Dahulu si fulan adalah pemilik upil atau upil-collector masyhur, yang sebagiannya terkumpul untuk disodorkan kembali ke mulut.

Dahulu kupu-kupu adalah sebuah ulat, lalu menjadi kepompong. Sebuah metamorfosa yang wajib terjadi. Jangan kau kira dahulu Syaikh Muhammad bin Abdurrahman Al-Arify, ketika masih menjadi seorang pelajar [mahasiswa] adalah ahli ceramah dan tahu banyak hal. Dahulu beliau juga seorang pelajar biasa, yang ketika menulis huruf Dal [د] sebelum namanya di cover kitab pegangan kampusnya, ia diejek oleh teman-teman, 'Wakakak, lagak ente pake nambahin huruf dal [doktor]. Khayal aja ente!' Namun kini beliau benar-benar seorang Dal, seorang doktor, seorang kreator dan seorang inspirator yang kalimat-kalimatnya didengar jutaan pasang telinga dan ceramahnya dihadiri sudah jutaan raga.

Dahulu ulat yang lelet berjalan, ia hanya diam membisu sembari terus memakan dedaunan yang cocok baginya untuk dimakan. Bentuknya yang seperti itu, sebagian jenis berbulu, sebagian tak berbulu, membuat jijik pemandang dan diremehkan. Bahkan sebagian pemandang akan menertawai bentuknya. Lebih menyakitkan, sebagian berusaha membunuhnya, menganggapnya sebagai hama, ataupun sekadar membenci. Namun alam pun bercerita pada akal-akal yang hidup, bahwa kelak ia, si ulat remeh yang dibenci atau ditertawai, akan menjadi pelezat pandangan manusia. Ia akan menghiasi udara dan angkasa. Ia akan terbang bebas semaunya meninggi, lebih tinggi dari para penghina dan pengejeknya.

Seperti jua pencari ilmu atau pengasah bakat. Batu-batu akan berserakan di jalan. Pepohonan, dan akar-akar besar hingga ilalang akan menghalang. Cemoohan, cibiran, ejekan dan picingan mata terdengar jua terlihat di semak-semak. Terkadang engkau harus merasa sakit di hati hingga terbujur raga mendemam berhari akibat mereka semua. Terkadang engkau harus mengaduh kesakitan ketika kau tersandung dan jatuh menuju lumpur kegagalan. Seperti kata alam: 'Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda!' Ya, benar. Kesuksesan yang tertunda jika engkau bangkit kembali dan meneruskan perjalanan. Namun kesuksesan takkan terwujud jika kau menyerah, berhenti, mengangkat tangan sembari menunjukkan bendera putih perdamaian.

Di masa muda, manusia harus dan harus merasakan pahit getir perjuangan menuju puncak kebahagiaan. Jika tidak, kapan lagi masanya merasakan. Tiada yang ingin merasakan perjuangan dan pengorbanan di senja kehidupan.

Semua ingin kembali ke rumah di petang zaman.
Semua ingin tidur nyenyak di malam hari.
Semua ingin melihat gerbang sukses di akhir hayat.
Semua ingin tidur tersenyum di dalam keranda menuju pusara.

Namun, tidak semua yang ingin, ingin melakukan pengorbanan di masa tersempat. Sebagian rehat di masa kerja, sebagian terlena di masa muda, yang ketika senja meraba masa, hanya sesalan yang tersisa.

Maka, ucapkan selamat pada kupu-kupu, telah berakhir masa ketika dahulu mereka pada rasa malu beradu.

Ucapkan selamat pada mereka yang sukses....sukses takkan mendatangi dengan sendirinya, namun datangilah sendiri, maka akan kau lihat panorama lukisan indah senja sebelum kau ucapkan 'selamat tinggal' pada hari dunia.

1 comment: