Friday, October 19, 2012

Akhwat + Ikhwat = Khalwat/Ikhtilat [?]


oleh Hasan Al-Jaizy

Saya merasa wah-wah sendiri ketika menemukan sebuah akun FB bernama 'Akhwat Tangguh' atau semacamnya. Wah-wah = takjub + ngeri. Seram juga. Kalau bagi para akhwat dan ikhwit, mungkin nama 'Snake-Hunter' itu serasa mengerikan. Begitu pula sebaliknya bagi saya untuk 'Akhwat Tangguh'. Yang terbayang di benak, ia adalah akhwat jago silat, atau karate, atau....'permainan' apa lagi?

Game? Akal saya belum nyampe. Mohon mangap semuanya.

Atau akhwat yang tangguh dalam berorganisasi? Selalu hadir untuk semua event Islami. Dari bedah buku, seminar dan apapun dihabek. Menyantroni kegiatan-kegiatan 'bermanfaat'. Waktu habis di event dan jalanan. Good job, akhwat!

Akhwat tangguh seperti ini, tidak akan membuat suara 'slurp' di mulut saya. Well, ini kan soal selera saya. Selera orang berbeda-beda.

Saya mengingat masukan dari beberapa kawan soal memilih teman hidup:

Sebut saja ia bernama 'Mimpi'. Mimpi adalah teman sekelas saya yang sudah punya teman tidur sejak beberapa tahun lalu. Masukannya: 'Kalau bisa, jangan cari guling yang terbiasa keluyura, meskipun alasan kerja [baca: guling karir]. Justru ketika ente mendapat yang seperti itu [yang terbiasa keluar + kerja], suatu saat ia akan meminta keluar rumah dan kerja. Biarpun mungkin pertama-tama terlihat dari sikapnya, lama-lama malah memaksa. Trust me. Bahkan, bisa jadi ia membanding-bandingkan masa lalunya yang bebas bergerak dengan sekarang yang serasa dikekang.'

Teringat guling-guling feminis yang inginnya bebas dan anti-penjajahan.

Ada juga masukan dari Pak Aris: 'Yang penting, bini itu patuh. Itu aja sudah. Tak usah muluk-muluk harus begini begitu.'

Benar juga. Tak usah muluk-muluk menuntut harus berbentuk begini-begitu. Harus faham Ushul Fiqh, hafal Al-Qur'an dst. Tidak harus. Yang penting: beragama, berakhlak dan taat.

Saya cukup terbayang dengan jilbabers yang 'katanya' setia dengan jilbab dan kehormatannya, tapi jam 8 malam masih bertaburan di stasiun, terminal, dempet-dempetan di bus Kopaja, dengan alasan: kuliah...atau...kerja.

Baiklah. Memang ada kelas malam di kampus. Tapi, jika dengan alasan kerja?

Atau ada alasan lain: Liqo, seminar, event, musabaqah, nge-date [?]. Salah satu dosen saya mengatakan sesuatu simple: 'Suami-suami berusaha menyimpan istri-istrinya di dalam rumah. Sementara istri-istri mengatur strategi bagaimana untuk keluar dari rumah.'

Don't forget: di sana ada akhwat yang berkali-kali 'berjihad' dengan cara ikut berdemo di jalanan. Jangan heran jika ada CBSA [Cinta Bersemi Saat Aksi]. Jihad di jalan dan memungut cinta di sana. Sehingga setelah menikah, suami akan mengatakan: 'Ini istri saya yang sholehah. Dia pernah berdemo di jalanan. Di situlah awal cinta kami bersemi.' Good job, 'jihad'!

=======================================

Bagi yang merasa tersinggung atau tidak setuju, ya silahkan. Saya memberi kebebasan pada Anda untuk tersinggung dan tidak setuju dengan syarat: Anda beri saya kebebasan menulis yang terfikir.

No comments:

Post a Comment