Wednesday, October 17, 2012

Penawar Gelisah


oleh Hasan Al-Jaizy

Sesungguhnya sujud terdalam dan terkhusyu bukan hanya milik para ustadz, syaikh, ulama, atau pelajar Fakultas Syariah. Sujud yang sebenar-benar menyerap di hati adalah milik semua orang Islam; tanpa peduli julukan, pangkat, gelar dan pandangan sosial.

Seandainya, para pelajar dan ahli astronom mau mengingat Allah tiap mereka mempelajari alam tentang langit, berupa bintang, bulan, angkasa, udara, angin-angin yang bergulir, curah hujan, cuaca, matahari, planet-planet. Sungguh, jikalau mereka sekali saja melihat satu purnama di tengah gulita langit, sembari berfikir dalam-dalam bahwa segala warna, bentuk dan guliran diatur sempurna oleh Allah, lalu menangis dan bersujud ketika itu juga, maka itu sudah mencukupi dan mengobati jutaan lantunan damba bahagia manusia.

Seandainya, para pelajar dan pakar geologi, geografi dan segala yang bekaitan dengan bumi, mau mengingat Allah tiap mereka mempelajari komposisi bumi, ragam tanah, strukturnya, dataran-dataran dan letak-letak. Sungguh, jika mereka sekali saja mengamati tanah gambut yang sekali digali akan keluarkan air di dalamnya dan melihat lapisan-lapisan kecil namun berakar-akar, memandang lekat pada semua yang ia lihat darinya [tanah-air-akar], lalu menangis dan bersujud ketika itu juga, maka itu sudah mencukupi dan mengobati jutaan kerinduan manusia.

Seandainya, semua manusia memperhatikan perubahan waktu, siang dan malam, mengingat Allah tiap pandangan mereka menengadah ke angkasa, entah di gelap atau terangnya. Sungguh, kalau saja mereka merebah di tengah padang pasir, mengamati langit, menyelami luasnya di siang hari, lalu kembali merebah di malam hari, mengamati kegelapan langit, menyelami pekatnya, lalu berfikir bahwa segala kapas-kapas langit yang mengambang itu, entah di pekat atau terangnya, adalah lukisan yang tak tertandingi, dan ingat bahwa semua itu adalah lukisan Sang Mushawwir [Allah], lalu menangis dan bersujud ketika itu juga, maka itu sudah mencukupi dan menjawab jutaan pertanyaan manusia.

Seandainya, para pelaut dan pelayar, ketika mereka mencari ikan, atau sedang termangu di dermaga, mau mengingat Allah di setiap langkah pencaharian mereka. Sungguh, jika mereka sekali saja perhatikan sebuah kapal melayar jauh di ufuk senja, ketika matahari memerah malu tuturkan salam perpisahan, kapal pun akan menghilang dan seakan ditelan lautan atau dilahap matahari di kejauhan, dan ingat bahwa semua itu di bawah kuasa Allah; yang bisa saja ia takkan kembalikan pemandangan itu untuk esok hari. Lalu menangis dan bersujud pelaut ketika itu juga, maka itu sudah mencukupi dan menggelombangkan jutaan kebahagiaan.

Seandainya, semua orang Islam, ketika mendengar gemuruh langit, lalu gemericik hujan membedug di atap rumah, menoleh ke jendela yang melukis angin dan hujan, mau mengingat Allah di setiap apa yang terlihat. Sungguh, jika mereka sekali saja memperhatikan kucuran gerimis atau derasan hujan, yang dengannya manusia, hewan serta tumbuhan mengambil manfaat, dan ingat bahwa semua itu adalah rahmat Allah, yang kemudian teringat masa-masa kering mencekik atau saudara di negeri lain mati kekeringan, lalu menangis dan bersujud mereka terenyuh akan rahmat-Nya, maka itu sudah mencukupi dan menghujani segala kekeringan hati akan iman.

Karena Sang Rahman pernah berfirman:

إِنَّ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ وَٱلْفُلْكِ ٱلَّتِى تَجْرِى فِى ٱلْبَحْرِ بِمَا يَنفَعُ ٱلنَّاسَ وَمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مِن مَّآءٍۢ فَأَحْيَا بِهِ ٱلْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِن كُلِّ دَآبَّةٍۢ وَتَصْرِيفِ ٱلرِّيَٰحِ وَٱلسَّحَابِ ٱلْمُسَخَّرِ بَيْنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ لَءَايَٰتٍۢ لِّقَوْمٍۢ يَعْقِلُونَ

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering) -nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; Sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan." [Q.S. Al-Baqarah: 164]

Syair Abu Atahiah:

وفي كل شي له آية ...... تدل على انه الواحد

"Dan pada segala sesuatu, baginya ada tanda
yang tunjukkan bahwasanya Dia lah Yang Maha Satu"

No comments:

Post a Comment