oleh Hasan Al-Jaizy
Jika memang kau ingin berkontribusi untuk umatmu namun tak satupun kau miliki kecuali sebait ayat yang teramalkan dan tiada cara menebarnya kecuali melalui mengetiknya sebagai status FB via HP mu, maka lakukanlah.
Lakukanlah kini, karena belum tentu kau melakukannya esok.
Lakukanlah kini dengan kerdilnya yang kau punya dan besarnya asa untuk memberi manfaat atau inspirasi.
Kosongkan hati dan isi sepenuhnya untuk-Nya. Berusahalah. Karena bisa jadi nilai keikhlasanmu lebih besar dari kalimat tertulis.
Dari keikhlasan tersebut, Yang Maha Tahu membaca hati dan tulisanmu. Maka jangan bertanya mengapa si fulan yang berilmu sedikit namun manfaatnya untuk orang lain begitu ada, terasa dan mengena. Lalu tanyakan mengapa si fulan yang berilmu banyak namun hanya untuk dirinya dan ia bagaikan tanah gersang: dipandang kering namun tetap ada isinya (tanah).
Karena Dia mengujimu perihal amalmu. Menguji apakah amalmu berkualitas baik. Ia tidak menuntutmu memperbanyak amal tanpa kualitas, yakni kualitas keikhlasan dan kualitas metode/tata cara.
Tiada satu pun darimu melainkan ia benar-benar mempunyai sesuatu untuk disampaikan dan kesempatan itu ada kini; belum tentu esok.
Bisa saja kau menunggu esok, namun takkan pernah bisa kau menuntut esok untuk hadir.
http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/447071438667580
Jika memang kau ingin berkontribusi untuk umatmu namun tak satupun kau miliki kecuali sebait ayat yang teramalkan dan tiada cara menebarnya kecuali melalui mengetiknya sebagai status FB via HP mu, maka lakukanlah.
Lakukanlah kini, karena belum tentu kau melakukannya esok.
Lakukanlah kini dengan kerdilnya yang kau punya dan besarnya asa untuk memberi manfaat atau inspirasi.
Kosongkan hati dan isi sepenuhnya untuk-Nya. Berusahalah. Karena bisa jadi nilai keikhlasanmu lebih besar dari kalimat tertulis.
Dari keikhlasan tersebut, Yang Maha Tahu membaca hati dan tulisanmu. Maka jangan bertanya mengapa si fulan yang berilmu sedikit namun manfaatnya untuk orang lain begitu ada, terasa dan mengena. Lalu tanyakan mengapa si fulan yang berilmu banyak namun hanya untuk dirinya dan ia bagaikan tanah gersang: dipandang kering namun tetap ada isinya (tanah).
Karena Dia mengujimu perihal amalmu. Menguji apakah amalmu berkualitas baik. Ia tidak menuntutmu memperbanyak amal tanpa kualitas, yakni kualitas keikhlasan dan kualitas metode/tata cara.
Tiada satu pun darimu melainkan ia benar-benar mempunyai sesuatu untuk disampaikan dan kesempatan itu ada kini; belum tentu esok.
Bisa saja kau menunggu esok, namun takkan pernah bisa kau menuntut esok untuk hadir.
http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/447071438667580
No comments:
Post a Comment