Monday, October 15, 2012

Melihat Gaib


oleh Hasan Al-Jaizy

"Menganggap bahwa si fulan bisa melihat makhluk ghaib, maka kafirlah ia"

Ada yang berkata seperti itu. Sejenak jika kita membacanya, maka akan terasa betapa ekstrimnya kalimat tersebut. Dan jika kita lebih menyelami lagi maksud darinya, mungkin kita semakin geleng-geleng. Apa maunya pemilik kalimat? Kenapa tanpa rincian? Kenapa membuat suatu kesimpulan tak terinci, sementara hal itu berkenaan dengan 'islam' atau 'kafir' nya seseorang?

Dalam kekinian, ada yang membicarakan perihal anak indigo, yang konon memiliki kecerdasan di atas normal dan kemampuan visual yang tidak normal. Orang-orang menyebutnya 'sixth sense'. Lalu ada juga seorang da'i yang berbicara mengenai orang tua anak-anak indigo dan menghakimi bahwasanya mereka [para orang2 tua anak2 indigo] biasanya orang2 idiot. Hingga membahas masalah mereka tidak tahu doa sebelum jima'. Karena itulah anak-anak mereka menjadi tidak normal.

Well, karena sekarang zaman bebas bicara, maka bebaslah kita bicara. Yang setelah kita mentoyor-toyor orang tua anak2, atau mengatakan ini-itu kafir, kita berlepas diri dengan mengatakan: 'Afwan, ana bukan ustadz/ustadzah' atau 'Afwan, ilmu ana belum seberapa'. It's ok.

Tapi mohon rinci kalimat "Menganggap bahwa si fulan bisa melihat makhluk ghaib, maka kafirlah ia". Jangan sampai banyak orang merasa dirinya kafir karena mengira temannya bisa melihat makhluk ghaib.

Kemampuan melihat makhluk ghaib itu normalnya tidak Allah berikan pada manusia. TAPI, bukan berarti tidak ada satu manusia pun yang Allah bukakan pandangannya pada alam jin, meskipun tidak memandang secara sempurna [dalam wujud asli]. Dan ia memang benar-benar terbiasa melihatnya; sementara kita tidak. Dan mengira mereka bisa melihat hal tersebut, tidak menjadikan kita kafir begitu saja.

Karena kita hanya mengira dia melihat apa yang Allah bukakan dari pemandangan alam lain, dan itu pasti terbatas. Jadi, yang memperlihatkan adalah Allah. Bukan berarti kita mengatakan: 'Dia itu mengetahui hal-hal ghaib'. No! Kita tahu siapapun manusia takkan mengetahui hal-hal ghaib. Hanya ada beberapa orang yang memang Allah bukakan penglihatan, namun terbatas.

Bukan berarti pula kita katakan: 'Mereka bisa melihat jin dalam wujud asli'. Tidak.
Namun, yang lebih selamat adalah kita tidak mudah percaya pada klaim seseorang bisa melihat alam lain, meskipun itu mungkin. Karena adakalanya di antara mereka [yang punya sense abnormal tersebut] suka 'berbohong'. Mengklaim di pohon tersebut ada kunti dan seterusnya. Mengklaim bisa menerawang apa yang ada di rumah kosong. Anggap saja itu omong kosong, meskipun bisa jadi benar.

Benar, hal-hal ghaib tidaklah diketahui kecuali oleh Allah. Benar sekali. Namun jika Allah menjadikan seseorang mampu melihat sedikit dari itu, bagaimana? Tidak sekali dua kali ada cerita seperti itu. Dan bisa ditanyakan pada Ahli-ahli Ruqyah, seberapa banyak pasien yang ingin diruqyah dan disembuhkan karena 'diperlihatkan' sehari-hari.

Rasulullah pernah melihat iblis/setan dari golongan jin. Apakah langsung dikatakan bahwa beliau mengetahui yang ghaib secara mutlak?

Wallahu a'lam

No comments:

Post a Comment