Friday, October 19, 2012

Embun Sebelum Mentari


oleh Hasan Al-Jaizy

Kau tahu dunia anakku? Dunia adalah tempat ujian. Kehidupan dunia adalah ujian. Kau dan aku tercipta hidup dari sebuah kematian [ketiadaan] untuk beribadah pada Sang Pencipta. Dan ibadah itu adalah ujian. Kita diuji seberapa mana kadar bagusnya perbuatan atau amalan. Dengarkan aku sampaikan ayat ini padamu, anakku:

ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلْمَوْتَ وَٱلْحَيَوٰةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًۭا

"[Dia-lah] Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya." [Q.S. Al-Mulk: 2]

Anakku, dahulu kau tiada di bumi ini. Aku berpijak lebih awal darimu. Buatanku lebih banyak dari milikmu. Ucapanku lebih banyak dari milikmu. Fikiranku lebih banyak dari milikmu. Karena itu, ketika ku melihatmu di sini, selalu ku berfikir: 'Sungguh dosaku lebih banyak dari milikmu.'

Fahamilah anakku, bahwa tiada manusia tanpa salah dan cela. Jika inginmu mencari manusia sempurna, maka hingga mati takkan kau bersua dengannya. Dan sebaik-baik manusia beraib, adalah yang bertaubat pada Yang Mengetahui segala perkara gaib. Sungguh, Nabiku, Nabimu, pernah bersabda:

كل بني آدم خطاء وخير الخطائين التوابون

"Setiap anak Adam bersalah, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah mereka yang bertaubat." [Shahih riwayat Hakim dalam Mustadrak-nya]

Aku tak tahu hingga kapan aku tersempat melihatmu. Begitu jua engkau. Tiada menahu kita berdua siapa yang lebih dahulu meniti mati. Ku tahu pasti pernah ada salahnya aku padamu, dan mohon sebelum ragaku tak berjiwa lagi, maafkan aku. Dan kau sungguh telah ku maafkan dan ku ridhai sebelum kau meminta.

Harapku kelak kita akan bersua kembali di hari nanti.

[secarik kertas kiriman seorang ayah di kampung, kala rindunya akan buah hati merantau di negeri orang]

No comments:

Post a Comment