oleh Hasan Al-Jaizy
Dan saya harus bilang WOW atas keputusan PT KAI Commuter Line Jakarta yang menetapkan kenaikan harga karcis Kereta Commuter Line sebesar Rp. 2000 mulai 1 Oktober 2012. Kuantitas ditekankan untuk para penumpang, sementara kualitas tidak dinaikkan.
Saya lebih harus bilang WOW lagi ketika seakan memang ada pengalihan pandangan. Apa itu? Isu Gender. Jadi, ada penetapan jadwal kereta khusus untuk Wanita. Kemarin hari sudah saya lihat pengumuman jadwalnya di Stasiun Pasar Minggu Baru. Ridiculous menurut saya.
Seakan-akan wanita adalah satu-satunya kaum yang 'disiksa' oleh PT KAI ketika terhimpit di sela-sela 'tumpukan hewan' dalam gerbong. Padahal di antara tumpukan tersebut, ada saya juga. Dan bukan sebuah kebetulan saya adalah pria. Pria pun ingin KENYAMANAN dan sesuatu yang SESUAI dengan harga. Jika harga karcis 6.000, maka jangan sampai para penumpang merasa dimasak di atas kompor, mendidih bermenit-menit disebabkan AC yang kualitasnya tak memadai. Percampurbauran keringat manusia, apakah tidak dilihat oleh mereka? Belum lagi nafas-nafas saling berpagutan. Dan unyu-unyu-nya, esok akan menjadi 8.000? Bijak sekali sungguh terlalu.
Suara saya takkan didengar. Karena tentu bapak-bapak tersebut sudah bulat keputusannya. Alasan bapak-bapak: "kenaikan tarif ini demi meningkatkan sarana dan prasarana transportasi kereta api yang ada saat ini."
Bukankah tahun 2011 kemarin sudah ada semacam kenaikan? Adakah peningkatan kualitas? I dunno. Kelihatannya justru seperti mencari sebab serta mencari alasan supaya tercapai kekayaannya.
Tapi, untuk sementara ini, saya percaya kok dengan kenaikan tarif dan ketentuan beberapa set kereta khusus untuk kaum hawa tidak akan menunjukkan dan tidak akan mencerminkan sebuah upaya untuk memanusiakan penumpang di jam pergi kerja dan jam pulang kerja. Memang, kadang penumpang bertingkah tidak manusiawi; tapi biasanya itu disebabkan ketidakberperikemanusiaannya bapak-bapak. You've got it!
http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/446270722080985
Dan saya harus bilang WOW atas keputusan PT KAI Commuter Line Jakarta yang menetapkan kenaikan harga karcis Kereta Commuter Line sebesar Rp. 2000 mulai 1 Oktober 2012. Kuantitas ditekankan untuk para penumpang, sementara kualitas tidak dinaikkan.
Saya lebih harus bilang WOW lagi ketika seakan memang ada pengalihan pandangan. Apa itu? Isu Gender. Jadi, ada penetapan jadwal kereta khusus untuk Wanita. Kemarin hari sudah saya lihat pengumuman jadwalnya di Stasiun Pasar Minggu Baru. Ridiculous menurut saya.
Seakan-akan wanita adalah satu-satunya kaum yang 'disiksa' oleh PT KAI ketika terhimpit di sela-sela 'tumpukan hewan' dalam gerbong. Padahal di antara tumpukan tersebut, ada saya juga. Dan bukan sebuah kebetulan saya adalah pria. Pria pun ingin KENYAMANAN dan sesuatu yang SESUAI dengan harga. Jika harga karcis 6.000, maka jangan sampai para penumpang merasa dimasak di atas kompor, mendidih bermenit-menit disebabkan AC yang kualitasnya tak memadai. Percampurbauran keringat manusia, apakah tidak dilihat oleh mereka? Belum lagi nafas-nafas saling berpagutan. Dan unyu-unyu-nya, esok akan menjadi 8.000? Bijak sekali sungguh terlalu.
Suara saya takkan didengar. Karena tentu bapak-bapak tersebut sudah bulat keputusannya. Alasan bapak-bapak: "kenaikan tarif ini demi meningkatkan sarana dan prasarana transportasi kereta api yang ada saat ini."
Bukankah tahun 2011 kemarin sudah ada semacam kenaikan? Adakah peningkatan kualitas? I dunno. Kelihatannya justru seperti mencari sebab serta mencari alasan supaya tercapai kekayaannya.
Tapi, untuk sementara ini, saya percaya kok dengan kenaikan tarif dan ketentuan beberapa set kereta khusus untuk kaum hawa tidak akan menunjukkan dan tidak akan mencerminkan sebuah upaya untuk memanusiakan penumpang di jam pergi kerja dan jam pulang kerja. Memang, kadang penumpang bertingkah tidak manusiawi; tapi biasanya itu disebabkan ketidakberperikemanusiaannya bapak-bapak. You've got it!
http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/446270722080985