Monday, September 17, 2012

Apa Sih Yang Mereka Inginkan dari The Innocence of Muslim?


oleh Hasan Al-Jaizy

Kembali saya perlu jujur di sini bahwa saya belum sempat nonton TIoF; jangankan kesempatan, kemauan pun tidak ada. Pasalnya, jika saya menonton, ditakutkan akan terpancing dan berbuat hal yang tidak baik. Anyway, tidak wajib pula menontonnya. Sekedar membaca review dan ulasan para penulis mengenainya insya Allah sudah mencukupi. Toh intinya: 'menghina Islam'.

Nah, lalu apa sih yang mereka [clip-maker] inginkan dari TIoF? Kalau menginginkan kemasyhuran individual semata, rasanya tidak logis. Apalagi jika sekadar iseng-iseng. No way. Pihak clip atau film-maker pastinya tahu bahwa film produksinya itu, meski tak panjang dan katanya berkualitas 'amatir', akan memicu ketegangan, dendam, kemarahan, kericuhan dan seterusnya. Nah, justru karena dia tahu hasil picuan itulah, maka itulah tujuannya.

Mess [Kekacauan] dan Noise [Keributan]

Itulah dia tujuannya. Clip provokatif seperti itu sangat mujarab untuk mewujudkan adanya kekacauan dan keributan di badan kaum muslimiin. Justru ketika dia menyaksikan demo besar-besaran, saling dorong mendorong antara aparat dan demonstran, sedekah bom gas dan bebatuan, terlebih sampai ada yang terluka hingga ada pula korban jiwa, maka dia akan tertawa dan berkata:

"All goes well..My plan is now a real plant"

Jadi, klip, film, gambar ataupun tulisan provokatif itu laksana bibit unggul yang diprediksikan akan subur dan cepat tumbuh. Nah, akar yang tetap itu bagaikan media massa, mengirim gizi dan informasi provokatif pada manusia. Wadah atau lahan untuk penanaman hingga suburnya adalah YouTube. Maka, bercabanglah dengan cepat sehingga jadilah tumbuhan beneran.

Itu Tidak Terbukti, Bukan?

Bukan. Itu terbukti, pembuktian korban nyawa yang dimiliki seorang Duta AS di Libya. Dan kematiannya tak memberi cela atau goyahkan tanaman itu. Sekarang pun, atau tadi sore bergejolak demonstrasi yang tidak sehat. Bukan berarti para penonton TV tadi sore semuanya sehat-sehat saja karena tidak ikut demo di lapangan. Tapi, kalau mau difikir lebih lanjut: justru demo yang tidak sehat itulah tujuannya. Jika ada korban fisik atau bahkan nyawa, maka itulah sasarannya.

Kenapa? Karena darah kaum muslimiin mahal. 

Dan usahakan yang mengeluarkan darah seorang muslim, adalah saudara muslimnya sendiri, dengan cara provokasi. Begitu lho triknya. Saya pribadi tidak sedang menuding kelompok tertentu yang mengadakan acara demo seperti itu; karena anggaplah saja itu cara 'mereka' mengekspresikan kemarahan.

Bukan berarti tidak ada demo di dunia maya. Jika Anda menulis status perihal kemarahan Anda akan film tersebut, maka Anda termasuk demonstran; karena Anda mendemonstrasikan perasaan Anda pada publik. Dan tentu saja Anda ingin agar publik mengetahui kemarahan Anda, bukan? Ada kesamaan antara demo di lapangan dan demo di FB. Sama-sama curhat. 

Tapi, jika sampai anarkis dan membuat kerusakan lebih lebar plus menjalar, tidak ada kebenaran yang terlakukan. Salah! Sebagaimana emak-emak yang demo masak tapi dengan cara membakar kompor dan semua bahan langsung di tengah api. Tadinya ingin pamer masakan, tapi yang terjadi adalah kerusakan total.

No comments:

Post a Comment