Saturday, September 8, 2012

Beberapa Point Untuk Yang Masih Muda


oleh Hasan Al-Jaizy

Beberapa point yang berupa pesan-pesan berikut ini:

[1] Yang merasa masih muda, apalagi yang belum berkeluarga, cobalah mengasah skill 'menulis' setelah banyak-banyak membaca. Sebenarnya kalian [termasuk saya] ketinggalan oleh orang-orang umum dan kaum liberal dalam perkara menulis. 

[2] Kaum liberal yang edukatif dan intelektual, mereka menggunakan kemampuan linguistik untuk mengalirkan apa yang mereka fikirkan, bahkan untuk hal-hal kecil bisa dijadikan tema filosofis yang menarik. Padahal mereka tidak diimbangi dengan keilmuan syariah yang memadai atau manhaj yang sahih.

[3] Nah, sementara, bagi yang merasa belajar ilmu syariah dan merasa bermanhaj sahih, layaknya mengikuti perkembangan zaman juga. Bukan malah terpenjara dalam perasaan mentang-mentang sudah belajar dan bermanhaj. Perasaan ini sama saja dengan tazkiyyatun nafs yang negatif. Nanti siapa yang bisa melawan kedigdayaan kaum liberal yang mampu menyihir umat lewat karya tulis? Apa sekedar mengandalkan karya para ustadz? Atau mencari terjemahan?

[4] Karena itulah, mari kita sama-sama memulai melatih diri 'menulis'. Tidak mesti menulis topik yang berat. Kita mulai dengan topik ringan, seperti 'konfrontasi antara Khawarij dan Murji'ah'....lho???

[5] Itu bukan topik ringan, denk. Itu topik yang dianggap ringan oleh orang2 yang mencari sensasi saja atau pemula yang pengen cepat 'nyampe'. Topik-topik ringan itu seperti: 'bagaimana cara bobo dalam keadaan bersih?', atau menjabarkan pengalaman, bisa juga kampung halaman dan sebagainya. Tulisan itu toh tidak hanya berpatuk pada segi religius. Ada bidang2 lain yang bisa kita singgung sedikit, seperti sosial umum, kejiwaan, lingkungan, kesehatan, dan lain-lain.

NOTE:

Anak muda yang meremehkan perkara melatih diri untuk bisa membuat 'karya tulis' di zaman secanggih ini, dia laksana anak muda yang meremehkan perkara belajar bahasa Inggris. Untuk sekarang, ia boleh terkekeh, meremehkan, merendahkan, menurunkan nilai dan mengabaikan. Tapi, nanti saat semua orang sudah bisa menulis/berbahasa Inggris dan orang2 semakin maju dengan keduanya, ia baru menyesal kenapa dulu tidak begini-begitu; sementara dia ingin memulai belajar di masa tua, kendala waktu, anak, istri, pekerjaan dan problematika hidup tak mengizinkannya.

Mulailah menanam dari hari ini, insya Allah esok hari ada pertumbuhan. Jika esoknya semakin tumbuh, insya Allah suatu saat akan mendapatkan buahnya. 

Jika tidak menanam, ia takkan punya buah dari usahanya, melainkan sekedar melihat orang memetik buah di kebun, memanen dan meninggalkan ia dengan kekosongan tangan. Sementara, buah tersebut tidak bisa dibeli, sebagaimana kemampuan berkarya tulis dan berbahasa Inggris tidak bisa dibeli.

No comments:

Post a Comment