oleh Hasan Al-Jaizy
Beberapa point untuk sore Ahad kali ini:
[1] Pencari ilmu muda yang tergesa-gesa dalam menuntut ilmu, menandakan adanya penyakit yang menyusup pada niatnya. Ia ingin cepat dapat ini dan itu, seperti gelar atau posisi di mata manusia. Inilah kengerian yang menjamur ada di zaman sekarang. Mari, kita melihat pada diri kita kemudian.
[2] Nah, sebagaimana pula yang terpaku pada dua hal: 'Khilafah' dan 'Penegakan Syariah', TANPA mengerahkan dan menyerahkan diri untuk belajar tekun bermasa-masa mendalami syariah. Ada juga yang sekadar menjadi ekor ikut kemana-mana sembari mempromosikan ide penegakan Syariah dan Khilafah [dua pencapaian yang mulia], namun sendirinya tidak menerapkan syariah pada dirinya dan tidak mampu menjadi khalifah bagi jiwa-nafsunya.
[3] Menunjukkan adanya kedangkalan pemahaman, atau kecacatan niat. Ketergesaan menyebabkan terhalangnya penggagas dari tujuan. Meskipun semangat membadai [hamasah] dan kekuatan gemuruh membahana [voice], tapi jika tidak diimbangi dengan isi [ilmu] dan penerapan [praktek], berarti itu seperti mengharapkan kucing jantan bertelur. Orang yang tak punya takkan memberi.
[4] Kalau begitu, jangan heran ketika idealisme gagap yang bergaram namun tanpa sayur-mayur, menghambarkan rasa. Sebenarnya kekosongan yang didapat. Jikalau ada sesuatu yang didapat, maka itu hanyalah sensasi semu semata. Terlihat seperti melihat oase di tengah padang pasir, namun setelah berlari semangat membunuh haus, haus kembali menjadi sebuah momok kekosongan yang menyebabkan asa mati, juga merasa semuanya sia-sia dan menganggap diri terkhianati.
You percaya atau tidak, tidak akan mengubah kepercayaan saya.
[1] Pencari ilmu muda yang tergesa-gesa dalam menuntut ilmu, menandakan adanya penyakit yang menyusup pada niatnya. Ia ingin cepat dapat ini dan itu, seperti gelar atau posisi di mata manusia. Inilah kengerian yang menjamur ada di zaman sekarang. Mari, kita melihat pada diri kita kemudian.
[2] Nah, sebagaimana pula yang terpaku pada dua hal: 'Khilafah' dan 'Penegakan Syariah', TANPA mengerahkan dan menyerahkan diri untuk belajar tekun bermasa-masa mendalami syariah. Ada juga yang sekadar menjadi ekor ikut kemana-mana sembari mempromosikan ide penegakan Syariah dan Khilafah [dua pencapaian yang mulia], namun sendirinya tidak menerapkan syariah pada dirinya dan tidak mampu menjadi khalifah bagi jiwa-nafsunya.
[3] Menunjukkan adanya kedangkalan pemahaman, atau kecacatan niat. Ketergesaan menyebabkan terhalangnya penggagas dari tujuan. Meskipun semangat membadai [hamasah] dan kekuatan gemuruh membahana [voice], tapi jika tidak diimbangi dengan isi [ilmu] dan penerapan [praktek], berarti itu seperti mengharapkan kucing jantan bertelur. Orang yang tak punya takkan memberi.
[4] Kalau begitu, jangan heran ketika idealisme gagap yang bergaram namun tanpa sayur-mayur, menghambarkan rasa. Sebenarnya kekosongan yang didapat. Jikalau ada sesuatu yang didapat, maka itu hanyalah sensasi semu semata. Terlihat seperti melihat oase di tengah padang pasir, namun setelah berlari semangat membunuh haus, haus kembali menjadi sebuah momok kekosongan yang menyebabkan asa mati, juga merasa semuanya sia-sia dan menganggap diri terkhianati.
You percaya atau tidak, tidak akan mengubah kepercayaan saya.
No comments:
Post a Comment