Tuesday, September 11, 2012

Progressive

oleh Hasan Al-Jaizy

Progress adalah kemajuan. Berarti, progresif adalah maju. Dan seperti yang kita ketahui bersama, 'maju' adalah tidak hanya diam di tempat atau bahkan mundur berjengkal-jengkal. Kemajuan, dalam Arabic boleh lah diartikan sebagai 'Hadhaarah', yang berkaitan dengan makna 'present' atau kekinian. Mungkin ini terasa disambung-sambungkan, tapi sebenarnya nyambung kok.

Secara logis, lawan kata progresif adalah konservatif. Saudara-saudara kita yang berpemikiran liberal dan sekular, melabeli pemikiran mereka dengan sifat progresif [maju] dan tidak konservatif [kolot/kuno]. Sementara musuh bebuyutan mereka, yaitu kaum yang menisbatkan diri pada salaf, disebut-sebut sebagai anti-progress, konservatif, fundamental bahkan bisa jadi radikal. Radikalisme, yang saya ketahui dari beberapa penulis, bermakna: suatu pemikiran yang menginginkan perubahan secara ekstrim.

Konservatif Tapi Progresif
Tapi, itu toh klaim mereka, manusia-manusia yang di otaknya berlumuran syubhat dan di hatinya berlumpuran syahwat. Kalau kita mau menimbang-nimbang dengan adil, konservatifism tidak bisa dilabeli buruk begitu saja. Karena kaum salaf adalah kaum yang recommended dalam Islam. Dan jangan salah fikir, yang merekomendasi adalah Nabi. Itu adalah salah satu sebab mengapa manusia muslim WAJIB mengikuti pemahaman religius dan kehidupan mereka di banyak sisi; bukan malah mendamparkannya dalam catatan sejarah nenek moyang saja. 

Bersikap konservatif dalam banyak sisi justru bagus; karena itu adalah bentuk pengamalan dan pembelajaran dari sejarah hidup manusia. Kita menarik value dan kaedah penting untuk memupuk kesuksesan demi tegaknya tiang kehidupan. Dan itu tidak menghalangi kemajuan sama sekali. Karena kita juga diperintahkan untuk melihat sekitar dan memahami realitas di samping teks. Nah, dengan begitu, kita menggabungkan antara pembelajaran masa lalu dari umat, dan penatapan masa kini dari umat, lalu setelah keduanya tercerna dengan baik, maka akan menjadi pelajaran untuk masa depan pada umat.

Progresif Bagi Sebagian Kalangan Konservatif
Bagi sebagian kalangan konservatif, progres itu adalah ketika kita mengikuti kabar-kabari tentang isu tahdzir [memperingatkan], tafsiiq [melabeli sebagai kefasikan], tabdii' [melabeli sebagai kebid'ahan] dan bahkan ada yang konsentrasi di bidang takfiir [pengkafiran]. Ini bukan progres sama sekali, meskipun dalam beberapa kondisi, hal-hal tersebut adalah penting dan layak disimak. 

Progresif adalah bagaimana cara kita maju dan berkembang, bukan bagaimana caranya kita bisa menjatuhkan nama orang yang belum tentu layak dijatuhi. Atau bagaimana caranya kita mengkaburkan dan meminimalisir jumlah peserta kajian yang digelar dan dibintangi oleh seorang Syaikh undangan dari Timur Tengah untuk membahas perkara ilmiah di atas manhaj yang sahih. 

Juga, ada yang mengkonsentrasikan diri pada fitnah dengan alasan Hudzaifah Al-Yaman dahulu kala juga menimba ilmu pengetahuan dari Nabi mengenai fitnah dengan tujuan agar dirinya tak terjangkiti fitnah-fitnah. Namun, Hudzaifah adalah one in a million dan bukan berarti beliau hanya tahu perihal fitnah dan siapa-siapa yang munafik. Beliau juga konsentrasi dalam pengetahuan lain. Ini berbeda dengan kawan-kawan yang merasa segar dengan kabar fitnah dan labelisasi, lalu merasa gersang dengan kajian kitab. Dan ini bukan kemajuan untuk sukses sama sekali, tetapi ini adalah kemunduran thullab al-ilmi.

Dan inilah yang disebut anti-progress dan supermasif konservatif. Karena merasa hanya pengajian atau kelompoknya saja yang didengar dan disimak, sementara siapapun dari kelompok lain: tolak. Tanda tanya besar.

No comments:

Post a Comment