oleh Hasan Al-Jaizy
Beberapa point terkait HIKMAH:
[1] Para ahli tafsir memaknai kata 'hikmah' dengan pemaknaan beragam; disesuaikan dengan konteks ayat. Di antara maknanya: 'nubuwwah' [kenabian], ilmu, pemahaman, khasyyah [rasa takut disertai pengagungan terhadap Allah], Al-Qur'an, As-Sunnah [jalan hidup Nabi], dan lain-lain.
[2] Menoleh ke Wikipedia versi Arab, hikmah bermakna:
اكتساب العلم من التعلم أو من التجارب
"Perolehan ilmu dari pembelajaran atau dari pengalaman"
Penjelasannya: Bisa saja hikmah disebut sebagai ilmu pengetahuan, diperoleh dari belajar, entah apapun perantaranya, seperti membaca buku, menyimak kajian, ataupun pengalaman.
[3] Kedua hal tersebut [pembelajaran/study dan pengalaman/experience] adalah hal terpenting dalam hidup manusia; karena sedari bayi/balita manusia belajar dari ajaran ibunya berbicara hingga berdiri, dan juga sedari bayi/balita manusia belajar dari pengalaman salah mengucapkan kata dan jatuh ketika berupaya berdiri. Maka, semakin besar manusia, semakin banyak belajar dan berpengalaman. Dan semakin banyak mendapatkan keduanya, semakin BIJAKSANA.
[4] Kenapa disifati BIJAKSANA? Karena dasarnya Hikmah bermakna bijaksana. Seorang ustadz yang kalimatnya penuh hikmah, berarti penuh kebijaksanaan. Dan tiada kebijaksanaan tercipta melainkan karena ilmu atau pengalaman. Semua sifat buruk dan pelanggaran adalah lawan dari kebijaksanaan.
[5] Allah tersifati sebagai Al-Hakiim [Yang Maha Bijaksana] karena Dia-lah yang memiliki hikmah sempurna. Dan hikmah-Nya terdapat dalam segala hal ataupun hukum, entah hukum syar'i ataupun hukum kauny.
[1] Para ahli tafsir memaknai kata 'hikmah' dengan pemaknaan beragam; disesuaikan dengan konteks ayat. Di antara maknanya: 'nubuwwah' [kenabian], ilmu, pemahaman, khasyyah [rasa takut disertai pengagungan terhadap Allah], Al-Qur'an, As-Sunnah [jalan hidup Nabi], dan lain-lain.
[2] Menoleh ke Wikipedia versi Arab, hikmah bermakna:
اكتساب العلم من التعلم أو من التجارب
"Perolehan ilmu dari pembelajaran atau dari pengalaman"
Penjelasannya: Bisa saja hikmah disebut sebagai ilmu pengetahuan, diperoleh dari belajar, entah apapun perantaranya, seperti membaca buku, menyimak kajian, ataupun pengalaman.
[3] Kedua hal tersebut [pembelajaran/study dan pengalaman/experience] adalah hal terpenting dalam hidup manusia; karena sedari bayi/balita manusia belajar dari ajaran ibunya berbicara hingga berdiri, dan juga sedari bayi/balita manusia belajar dari pengalaman salah mengucapkan kata dan jatuh ketika berupaya berdiri. Maka, semakin besar manusia, semakin banyak belajar dan berpengalaman. Dan semakin banyak mendapatkan keduanya, semakin BIJAKSANA.
[4] Kenapa disifati BIJAKSANA? Karena dasarnya Hikmah bermakna bijaksana. Seorang ustadz yang kalimatnya penuh hikmah, berarti penuh kebijaksanaan. Dan tiada kebijaksanaan tercipta melainkan karena ilmu atau pengalaman. Semua sifat buruk dan pelanggaran adalah lawan dari kebijaksanaan.
[5] Allah tersifati sebagai Al-Hakiim [Yang Maha Bijaksana] karena Dia-lah yang memiliki hikmah sempurna. Dan hikmah-Nya terdapat dalam segala hal ataupun hukum, entah hukum syar'i ataupun hukum kauny.
Contoh hikmah dari hukum syar'i dan kauny:
--> Merupakan contoh hikmah hukum syar'i adalah: meminimalisir atau bahkan mematikan eksistensi pencurian, korupsi dan penyalahgunaan dengan memotong tangan pencuri dengan batasan materi tercuri dan batasan tangan yang dieksekusi.
--> Merupakan contoh hikmah hukum kauny adalah: secara tak langsung meminta manusia untuk banyak melihat, mendengar, melakukan dan bergerak dibanding sekedar bicara dan makan. Karena itulah diciptakan 2 mata [untuk melihat], 2 telinga [untuk mendengar], dua tangan [untuk melakukan] dan dua kaki [untuk berjalan/bergerak]. Sementara mulut hanya satu [untuk makan] yang kemudian tercerna di perut yang hanya satu dan lisan hanya satu [untuk berbicara].
Wallahu a'lam
--> Merupakan contoh hikmah hukum syar'i adalah: meminimalisir atau bahkan mematikan eksistensi pencurian, korupsi dan penyalahgunaan dengan memotong tangan pencuri dengan batasan materi tercuri dan batasan tangan yang dieksekusi.
--> Merupakan contoh hikmah hukum kauny adalah: secara tak langsung meminta manusia untuk banyak melihat, mendengar, melakukan dan bergerak dibanding sekedar bicara dan makan. Karena itulah diciptakan 2 mata [untuk melihat], 2 telinga [untuk mendengar], dua tangan [untuk melakukan] dan dua kaki [untuk berjalan/bergerak]. Sementara mulut hanya satu [untuk makan] yang kemudian tercerna di perut yang hanya satu dan lisan hanya satu [untuk berbicara].
Wallahu a'lam
No comments:
Post a Comment