oleh Hasan Al-Jaizy
Jangan samakan orang yang banyak bicara [lisan] dengan orang yang banyak menulis. Bicara itu mudah dan kadang kurang difikirkan selagi keluarkan kalimat. Lain halnya dengan menulis, terlebih ketika tahu bahwa tiap tulisan, pasti akan ada yang membacanya.
Sebanyak-banyaknya kalimat tertulis dari seorang penulis satu hari, lebih banyak lagi kalimat yang terucap dari mulut Anda. Dan jika si penulis menulis sesuatu yang layak difahami juga bermanfaat, sebanyak apapun, itu tentu bagus. Coba kita fikirkan, lidah kita yang pagi-siang-sore-malam bergoyang dan menciptakan bunyi-bunyi makna yang belum tentu memberi makna dan belum tentu bermanfaat.
Rata-rata tidak berarti semua; tetapi bisa mewakili semua. Yang ingin saya katakan di sini untuk 2 kalimat terakhir:
"Rata-rata orang yang mahir bicara = merasa sulit menuturkannya dengan tulisan dan ia hanya mengandalkan lidah dalam menyampaikan yang terfikir. Maka, adalah hal biasa jika kita melihat penulis atau seniman lebih banyak diam daripada bicara, lebih sering berfikir daripada tertawa"
Sebanyak-banyaknya kalimat tertulis dari seorang penulis satu hari, lebih banyak lagi kalimat yang terucap dari mulut Anda. Dan jika si penulis menulis sesuatu yang layak difahami juga bermanfaat, sebanyak apapun, itu tentu bagus. Coba kita fikirkan, lidah kita yang pagi-siang-sore-malam bergoyang dan menciptakan bunyi-bunyi makna yang belum tentu memberi makna dan belum tentu bermanfaat.
Rata-rata tidak berarti semua; tetapi bisa mewakili semua. Yang ingin saya katakan di sini untuk 2 kalimat terakhir:
"Rata-rata orang yang mahir bicara = merasa sulit menuturkannya dengan tulisan dan ia hanya mengandalkan lidah dalam menyampaikan yang terfikir. Maka, adalah hal biasa jika kita melihat penulis atau seniman lebih banyak diam daripada bicara, lebih sering berfikir daripada tertawa"
No comments:
Post a Comment