Saturday, September 1, 2012

Kasih Tak Terjangkau oleh Harga

oleh Hasan Al-Jaizy

Teman-teman yang termaklumi belum tinggi status kelimuannya, namun karena Allah beri mereka semangat berdakwah dan manhaj yang baik dalam beragama, mereka menawarkan pada manusia apa yang sebelumnya mereka baca, sebagai bentuk syukur dan hubb [kasih sayang] terhadap muslimiin.

Mereka adalah yang sekali membaca, langsung menerapkan dan tak ragu untuk men-share. Meskipun ketika mereka diminta penjelasan, mereka katakan 'Afwan ana kurang tahu lebih lanjut' atau semacamnya.

Walaupun saya pribadi, mohon maafnya, mungkin pernah menyinggung masalah copas-mengopas, tapi itu senantiasa

bukan kebencian murni akan dakwah; melainkan harapan semoga kita semua bisa lebih baik lagi dan tidak sembarangan atau mentang2 dengan tulisan orang.

Karena meskipun seorang yang mengandalkan copas itu memang tidak bisa dianggap berilmu, tapi ia MEMILIKI BAGIAN dan andil dalam berdakwah. Bisa saja dan sangat ada kemungkinannya bahwa dengan ilmu atau link yang dia antarkan pada teman atau siapapun, mengantarkan orang lain pada hidayah. Bisa saja ia sekedar mengcopas satu ayat/hadits/perkataan ulama yang indah, lalu membekas di hati orang lain dan merubah jalan hidupnya seketika. Who knows?

Bahkan ana berharap teman-teman yang seperti ini [yang mengerahkan usaha meskipun ia pun sebenarnya miskin], lebih dilipatgandakan pahalanya dan lebih dimuliakan oleh Allah, dibanding dengan ustadz2 yang mengajarkan kesesatan atau kebid'ahan dengan disengaja. Tulisan-tulisan akan hancur dan tidak abadi, namun pahalanya akan diabadikan selama ia ikhlas. Maksud dari kata 'abadi': berlangsung lama.

Orang yang menyindir mereka karena copasnya, bisa jadi orang yang iri. Namun tidak semuanya begitu. Bisa pula karena ia ingin agar mereka lebih maksimal lagi dalam menggali ilmu dan menguasainya. Dan itu adalah bentuk nasihat, kasih sayang dan perhatian yang sebenarnya harganya tak terjangkau, meski sedikit yang menyadari.


Dan paragraf pertama status ini tidak mengartikan bahwa pemiliknya merasa tinggi status keilmuannya, merasa paling semangat dalam berdakwah dan bermanhaj terbaik di antara pembaca. Tidak.

Anggaplah saja kita semua sama dalam segi kualitas. Meski terkadang secara zahir manusia-manusia bisa terbedakan. Namun nilai dari sebuah keikhlasan hati bisa tak terjamah tingginya oleh hal-hal yang zahir. Ikhlaskan hati dalam berdakwah meski secuil ilmu. Bukan: karena banyaknya ilmu maka ikhlas dinomortirikan. 

Semua ada kadarnya...dan semua ada bagiannya...dan saya berharap kadar baik dan bagian yang mulia adalah hal yang ditakdirkan kita miliki sama-sama.


http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/435751806466210

No comments:

Post a Comment