Friday, September 21, 2012

Sudah Bukan Jamannya Lagi

oleh Hasan Al-Jaizy

Lha, ini khusus untuk lulusan pondok [kalo wong Jowo menyebut pondok: pondhuok]. Yang saya maksudkan: sudah bukan zamannya lagi lulusan pondok masih terlihat culun, kumel, kucel, ga elok dipandang, jelita [jerawat lima juta] ga diurus, rambut kriwel-kriwel, sarung dipake dua bulan dan seterusnya.

Sudah ga nge-trend lagi lulusan pondok cuma bisa ngaji Qur'an dan kitab kuning, sementara skill lainnya 'nothing' [dengan mimik dan pelafalan ala Wendi Cagur]. Tahu ga sih kalau kita ini dituntun oleh zaman untuk banyak tahu dan banyak bisa? Bukan berarti kalau sudah mahir melantunkan Surat Yasin, lalu suci begitu saja. Atau jangan merasa jumawa sendiri kalau sudah bisa membaca kitab kuning yang botak tak berharokat bahkan kadang terlihat pitak karena salah cetak.

Sekarang ini people tidak mudah terkesima karena

lantunan ayat suci atau kemahiran membaca teks-teks riweuh. People menuntutmu untuk menunjukkan 'apa yang kamu bisa' dan 'apa yang kamu kembangkan'.

Pelajari Teknologi Atau Ilmu Umum

Anak pondok sudah terlatih menggaruk-garuk paha dan sekitarnya ketika masih nge-boarding. Jadi, jangan diragukan kalau untuk yang ini. Nah, sekarang, anak pondok harus bisa lebih bisa menggaruk benda lain selain pahanya sendiri. Kasihan itu pahanya, lecet-lecet. Tadinya cuma gatel biasa malah jadi berbentuk dataran jajahan Yahudi.

Anak pondok layak bisa 'menggaruk' keyboard supaya bisa menciptakan karya tulis. Anak pondok juga manusia, yang bisa mentransfer ide, keluhan, saran, komentar dan apapun pada siapapun. Garuk terus sampai lecet itu keyboard! Buktikan pada bangsa ini bahwa anak pondok itu ndak katro dan ndak ndeso, meskipun mau dipoles pake apapun, tetap saja terlihat katro dan ndeso-nya.

Makanya, pelajari dan ketahuilah teknologi modern. Minimal, handphone. Punya HP yang tercanggih ya boleh-boleh saja, SELAMA digunakan untuk sesuatu yang mubah. Kalau untuk main canggih-canggihan, itu bukan karakter anak pondok! Anak pondok itu dikenal sederhana dan mencukupkan diri pada yang terbutuhkan saja.

Pelajari ilmu umum, terutama bahasa English. Biarpun lidah medok Jawa ngapak-ngapak, yo ndah salah belajar English. Biar gaul! Maksudnya, biar bisa bergaul kemana-mana. Muka dan style yang pas-pasan atau bahkan membuat orang iba harus dilawan dengan skill dan kemampuan English; meskipun ngapaknya masih kental. Ini demi masa depan kamu, wahai anak pondok!


Tapi, Anak Pondok Sekarang Gaul-gaul

Anak pondok sekarang gaul-gaul, dan anak non-pondok sekarang geal-geol. Lihat saja gaya temannya adik-adik saya, rambut dipoles pakai minyak. Kalau dulu, di zaman saya, paling gaul memakai Brylcreem, selain harumnya enak, boleh juga dipoles buat sumbu koreng. wkwkwk. Entah kalau di tahun 2012 ini, mungkin anak pondok memakai urang-aring kali ya?

Anak pondok sekarang juga kenal dengan HP. Sehari-hari megang HP. Mau minta duit, ga perlu lagi safar ke Warnet setelah Subuh [karena jam segitu nelepon luar kota murah, gan!]. Kalau sekarang, tinggal tulis: 'Mama, aku telat 2 bulan'....eh...eh! Maksudnya: 'Mama, SPP 2 bulan aku makan.' Jadi, sekarang itu sudah terlihat gaul.

Belum lagi soal hukuman, wuih....kalau di masa saya mondok, hukuman paling asik ya tumitnya dipukul rotan berpuluh-puluh sampai bengkak. Setelah kena pukulan rotan bertubi-tubi, digundul, lalu jalan sempoyongan pincang lemes. Bahkan ada yang sampai ngesot [jalan duduk] saking puarahnya. 

Kalau sekarang sudah gaul: memakai POINT. Melanggar sedikit, point. Ga ada tantangan penggundulan atau pukul rotan atau pelemparan batu [waduh?r rajam?]. Makanya, anak-anak pondok sekarang, saking gaulnya, jadi terkesan cengeng dan manja. Dikit-dikit minta nyusu sama emaknya, lapor sana lapor sini, kalo kangen tinggal es em es...

dan begitulah kalau mau jadi gaul, setidaknya mesti ada sisi kemanjaan yang dilahap.


http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/442818175759573

No comments:

Post a Comment