oleh Hasan Al-Jaizy
Memang benar jika dikatakan: "Dakwah itu harus dengan hikmah."
Itu benar. Namun kalau kita mau mencermati, makna kata hikmah itu adalah 'bijak', bukan lembut. Dan bijak adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya, yakni: jika lembut menjadi keharusan, maka lembutlah...dan jika keras adalah jalan terbaik maka keraslah. Dan sayangnya, anggapan 'keras' pun sifatnya relatif. Bagi A itu keras, namun bagi B itu biasa. Dan lain-lain.
Siapapun, yang berdakwah dengan hikmah dan kelembutan, selama ia sudah mencapai tingkat kemasyhuran tinggi, kalimatnya berefek dan isinya membongkar kesesatan, akan mendapat ujian. Akan mendapat ujian yang tidak bisa dipandang remeh. Kita kembali pada fase awal dakwah Nabi. Bukankah Nabi orang yang penuh hikmah? Ya...dan kita mungkin hafal siksaan dan cercaan dari orang2 sesat terhadap beliau.
Sekarang kita fikirkan: "Nabi saja, ketika di masa dakwah bis sirr [dakwah sembunyi2] mendapat perlawanan seperti itu. Itu Nabi, manusia terbaik. Dan Allah mengujinya seperti itu. Sekarang, gimana dengan non-Nabi? Sehikmah apapun dan sehalus apapun, dakwah ala Nabi pasti akan mendapat ujian ngeri."
Tidak percaya? You can try. Mungkin belum merasa sekarang; tapi nanti kalau sudah dikenal dan masyhur tingkat negeri. Kalau sekarang masih tingkat kabupaten, atau tingkat dunia maya.
http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/436565266384864
Memang benar jika dikatakan: "Dakwah itu harus dengan hikmah."
Itu benar. Namun kalau kita mau mencermati, makna kata hikmah itu adalah 'bijak', bukan lembut. Dan bijak adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya, yakni: jika lembut menjadi keharusan, maka lembutlah...dan jika keras adalah jalan terbaik maka keraslah. Dan sayangnya, anggapan 'keras' pun sifatnya relatif. Bagi A itu keras, namun bagi B itu biasa. Dan lain-lain.
Siapapun, yang berdakwah dengan hikmah dan kelembutan, selama ia sudah mencapai tingkat kemasyhuran tinggi, kalimatnya berefek dan isinya membongkar kesesatan, akan mendapat ujian. Akan mendapat ujian yang tidak bisa dipandang remeh. Kita kembali pada fase awal dakwah Nabi. Bukankah Nabi orang yang penuh hikmah? Ya...dan kita mungkin hafal siksaan dan cercaan dari orang2 sesat terhadap beliau.
Sekarang kita fikirkan: "Nabi saja, ketika di masa dakwah bis sirr [dakwah sembunyi2] mendapat perlawanan seperti itu. Itu Nabi, manusia terbaik. Dan Allah mengujinya seperti itu. Sekarang, gimana dengan non-Nabi? Sehikmah apapun dan sehalus apapun, dakwah ala Nabi pasti akan mendapat ujian ngeri."
Tidak percaya? You can try. Mungkin belum merasa sekarang; tapi nanti kalau sudah dikenal dan masyhur tingkat negeri. Kalau sekarang masih tingkat kabupaten, atau tingkat dunia maya.
http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/436565266384864
No comments:
Post a Comment