oleh Hasan Al-Jaizy
Senioritas...Junioritas
Adakah istilah itu? Diada-adakan saja sehingga menjadi ada.
Ada perkara menarik mengenai keduanya. Seorang senior boleh saja menertawai tingkah newbie atau junior, dari sifat konyol atau lugu atau bodohnya. Tapi, jika sang senior bertata rias dan mengaca, ia juga akan menemukan dirinya layak ditertawai ketika masih berada di fase junior. Dan bukan tidak mungkin, kala ia masih newbie dulu, ia lebih lugu dan konyol dibanding para juniornya sekarang.
Mahasiswa2 yang berplonco, yaitu ketika para senior mengadakan ospek atau semacamnya pada 'maba' [mahasiswa bau-babu-baru?]. Kadang lagak mereka seperti bos penguasa teritori atau raja yang titahnya harus dipenuhi. Bahkan ada yang menjurus pada sikap ekstrimis yang tak mendidik, tak berkualitas, super-konyol dan penuh kedunguan. Syukurlah yang seperti ini banyak terhapuskan di mayoritas kampus Indonesia. Tapi, akhir-akhir ini saya mendengar ada kampus di Makassar yang masih menyuburkan praktek satanic semacam ini. Saya berhusnudzan saja, mungkin mereka [para senior] memberi bekal kepada junior2nya supaya nanti ketika sudah bertahun menjadi mahasiswa, kelak mereka mampu meneruskan perjuangan seniornya untuk tawuran dan berkelahi dengan anak kampus sebelah.
Ketika umur mencapai 30 dan seterusnya, hati yang tertawa itu tetap ada...menertawai kekonyolan dan kesoktahuan diri ketika masih berstatus sebagai mahasiswa. Hidup Mahasiswa! [???]
Adakah istilah itu? Diada-adakan saja sehingga menjadi ada.
Ada perkara menarik mengenai keduanya. Seorang senior boleh saja menertawai tingkah newbie atau junior, dari sifat konyol atau lugu atau bodohnya. Tapi, jika sang senior bertata rias dan mengaca, ia juga akan menemukan dirinya layak ditertawai ketika masih berada di fase junior. Dan bukan tidak mungkin, kala ia masih newbie dulu, ia lebih lugu dan konyol dibanding para juniornya sekarang.
Mahasiswa2 yang berplonco, yaitu ketika para senior mengadakan ospek atau semacamnya pada 'maba' [mahasiswa bau-babu-baru?]. Kadang lagak mereka seperti bos penguasa teritori atau raja yang titahnya harus dipenuhi. Bahkan ada yang menjurus pada sikap ekstrimis yang tak mendidik, tak berkualitas, super-konyol dan penuh kedunguan. Syukurlah yang seperti ini banyak terhapuskan di mayoritas kampus Indonesia. Tapi, akhir-akhir ini saya mendengar ada kampus di Makassar yang masih menyuburkan praktek satanic semacam ini. Saya berhusnudzan saja, mungkin mereka [para senior] memberi bekal kepada junior2nya supaya nanti ketika sudah bertahun menjadi mahasiswa, kelak mereka mampu meneruskan perjuangan seniornya untuk tawuran dan berkelahi dengan anak kampus sebelah.
Ketika umur mencapai 30 dan seterusnya, hati yang tertawa itu tetap ada...menertawai kekonyolan dan kesoktahuan diri ketika masih berstatus sebagai mahasiswa. Hidup Mahasiswa! [???]
No comments:
Post a Comment