Friday, September 7, 2012

Setiap Anda Punya Potensi!

oleh Hasan Al-Jaizy

Bukan muluk-muluk saya katakan bahwa setiap dari Anda memiliki potensi untuk membela agama ini [bukan membela kelompok ini atau partai ini]. Potensi adalah power dan kekuatan, entah itu berupa fisik, skill atau makna. Fisik bisa tercontohkan dengan kekuatan badan atau harta. Skill bisa seperti kemampuan menulis dan berbicara, atau bahkan kemahiran menembak dengan senapan. Makna bisa dimaksudkan sebagai ilmu pengetahuan. Jadi, fisik dan makna, keduanya independen. Sementara skill pasti berkaitan dengan salah satu dari keduanya [fisik atau makna]. Fikirkan itu, wahai kamu!

Dan kamu juga diperintahkan untuk mengerahkan kekuatan atau potensi yang telah Allah titipkan padamu demi menegakkan yang benar dan menenggelamkan yang salah. Allah berfirman:

وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ

"Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka KEKUATAN apa saja yang kamu sanggupi" [Q.S. Al-Anfal: 60]

QUWWAH dalam ayat di atas berbentuk nakiroh yang bermakna

kekuatan apapun secara umum. Dasarnya, Nabi Muhammad menafsirkan kata tersebut di atas mimbar dengan mengucapkan kalimat ini 3 kali:

ألا إن القوة الرمي

"Sesungguhnya kekuatan itu ada pada MELEMPAR." [H.R. Muslim]


Cuma Menjadi Komentator?

Mengomentari sesuatu itu sah-sah saja, namun apakah cuma mau menjadi komentator? Tidakkah ada niatan untuk menjadi kontributor atau partisipator? Atau hendakkah menjadi motor [penggerak]?

Sekali lagi, tiap kamu memiliki potensi. Maka, suburkan dan asah potensi tersebut untuk membela agama yang suci, bukan membela kelompok/partai yang dianggap suci. Dan agama yang suci adalah agama Islam didasari pemahaman salafus salih, bukan?

=> Jika kekuatanmu ada di fisik/materi, maka berkontribusilah dengan badan, atau harta. 
=> Jika kekuatanmu ada di skill/kemahiran, maka sumbangkanlah hasil dari potensimu itu, entah dengan ide, tulisan, ceramah, khutbah, pembangunan dan apapun dari lingkup skill.
=> Jika kekuatanmu ada di makna, maka taburkan ilmu di sepanjang jalan hayatmu pada manusia, TANPA menjadikan kemasyhuran atau jabatan sebagai tujuan.


Yang Tak Punya Takkan Memberi

Ingat kaedah ini:

فاقد الشيئ لا يعطيه

"Yang tak punya sesuatu takkan memberinya". Jika tidak memiliki ilmu, jangan sumbang dengan sesuatu yang disangka sebagai ilmu, tapi jika ingin, jadilah wasilah/jembatan/perantara akan ilmu. Dan jika tak punya harta berkecukupan, jangan paksakan diri tuk menzalimi sendiri dengan menyumbangnya. Carilah jalan dan celah lain.

Karena:

لا يكلف الله نفسا إلا وسعها

"Allah tidak membebani seorang pun melainkan semampunya"

Maka, apa yang kamu punya tuk disumbangkan demi tegaknya agama ini? Taburkan. Namun, ketika sudah memberi, JANGAN merasa sudah berkontribusi banyak atau bahkan merasa paling; karena di atas langit masih ada langit. Sementara di kolong langit ada kamu. Betapa konyolnya jika yang masih di kolong langit sudah merasa di langit teratas!?


http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/437915569583167

No comments:

Post a Comment