oleh Hasan Al-Jaizy
Beberapa point yang prakteknya sulit sekali:
[1] Sebagaimana kita mampu menjatuhkan semangat diri sendiri atau orang lain, kita juga harus mampu membangkitkan semangat diri sendiri atau orang lain. Gambaran: Mas Purnomo yang mampu menahan temannya dari semangat berlebihan dalam suatu perkara, ia seharusnya juga mampu memberi motivasi pada teman lain yang tidak punya semangat atau patah semangat.
[2] Sebagaimana kita mampu meruntuhkan sesuatu, kita juga harus mampu membangun sesuatu yang semacamnya atau lebih baik darinya. Gambaran: Mas Purnomo yang mahir meruntuhkan opini temannya yang salah atau sesat, seharusnya ia juga punya kaedah-kaedah atau prinsip terbangun sehingga melahirkan opini yang benar atau sempurna.
[3] Sebagaimana kita mampu men-tahdzir orang karena sebuah kesalahan, kita juga harus mampu memberi contoh yang tidak salah. Gambaran: Mas Purnomo yang bisa sekali men-tahdzir dan menentang kesalahan temannya, seharusnya ia juga bisa membentangkan sesuatu yang bisa mengganti kesalahan tersebut.
[4] Sebagaimana kita mampu mengingkari, kita juga harus mampu memberi solusi.
Iya kan, Mas Purnomo?
Dan praktek keempat point di atas tidak mudah. Karena kita ini sangat mampu menjatuhkan, meruntuhkan, men-tahdzir dan mengingkari, namun mengganti sesuatu yang jatuh, runtuh, ter-tahdzir dan teringkari dengan sesuatu yang sempurna, belum tentu kita termampu akannya.
Nah, nasihat pun berlaku untuk pemilik status terutama dan pembacanya.
[1] Sebagaimana kita mampu menjatuhkan semangat diri sendiri atau orang lain, kita juga harus mampu membangkitkan semangat diri sendiri atau orang lain. Gambaran: Mas Purnomo yang mampu menahan temannya dari semangat berlebihan dalam suatu perkara, ia seharusnya juga mampu memberi motivasi pada teman lain yang tidak punya semangat atau patah semangat.
[2] Sebagaimana kita mampu meruntuhkan sesuatu, kita juga harus mampu membangun sesuatu yang semacamnya atau lebih baik darinya. Gambaran: Mas Purnomo yang mahir meruntuhkan opini temannya yang salah atau sesat, seharusnya ia juga punya kaedah-kaedah atau prinsip terbangun sehingga melahirkan opini yang benar atau sempurna.
[3] Sebagaimana kita mampu men-tahdzir orang karena sebuah kesalahan, kita juga harus mampu memberi contoh yang tidak salah. Gambaran: Mas Purnomo yang bisa sekali men-tahdzir dan menentang kesalahan temannya, seharusnya ia juga bisa membentangkan sesuatu yang bisa mengganti kesalahan tersebut.
[4] Sebagaimana kita mampu mengingkari, kita juga harus mampu memberi solusi.
Iya kan, Mas Purnomo?
Dan praktek keempat point di atas tidak mudah. Karena kita ini sangat mampu menjatuhkan, meruntuhkan, men-tahdzir dan mengingkari, namun mengganti sesuatu yang jatuh, runtuh, ter-tahdzir dan teringkari dengan sesuatu yang sempurna, belum tentu kita termampu akannya.
Nah, nasihat pun berlaku untuk pemilik status terutama dan pembacanya.
No comments:
Post a Comment