oleh Hasan Al-Jaizy
Segala puji bagi Allah yang memberikan kita ujian dalam kehidupan dan pujian bagi yang bertahan dalam ujian. Setelah berhari-hari menelaah dan membaca beragam artikel atau opini Kompasioner di Kompasiana, banyak sekali faedah dan kesimpulan yang ada di benak. Salah satu kesimpulannya adalah judul tulisan ini.
Kompasiana adalah sebuah media atau istilah barunya: 'Blog Keroyokan' yang berisikan ribuan tulisan para kompasioner. Di dalamnya seakan ada segala berita yang rata-rata dibungkus dengan opini. Topik mengenai Pilkada DKI 2012 putaran kedua sangat banyak, sehari bisa mencapai 50 artikel lebih. Jika dihitung seminggu, mungkin bisa mencapai 400.
Karena mayoritas penulis di Kompasiana adalah orang berfaham sekuler atau yang mendekatinya, maka tentu maklum akan hadirnya opini-opini sekuler dan terkesan ingin mengenyahkan bau agama dalam dunia perpolitikan. Yang saya temukan, hampir semua....sekali lagi...HAMPIR SEMUA penulis di sana membela JokoHok habis-habisan dan terkadang secara fanatik. Ternyata benar, JokoHok adalah kiblat ras tertentu, agama tertentu dan pemikiran tertentu [Sepilis]. Mereka semua bersatu untuk memenangkan no.3.
Setiap ada topik pembelaan terhadap FokeNar, pasti akan dicibiri dan diejek. Mereka tak ragu untuk menjelek-jelekkan ayat dan hadits, juga pendapat ulama. Karena memang ini karakter sekuler. Dan ingat, itu baru pendukungnya...entah dengan yang didukung. Biarpun kelihatan anteng dan merakyat, tapi di balik batu...siapa tahu ada udang.
Kompasiana adalah sebuah media atau istilah barunya: 'Blog Keroyokan' yang berisikan ribuan tulisan para kompasioner. Di dalamnya seakan ada segala berita yang rata-rata dibungkus dengan opini. Topik mengenai Pilkada DKI 2012 putaran kedua sangat banyak, sehari bisa mencapai 50 artikel lebih. Jika dihitung seminggu, mungkin bisa mencapai 400.
Karena mayoritas penulis di Kompasiana adalah orang berfaham sekuler atau yang mendekatinya, maka tentu maklum akan hadirnya opini-opini sekuler dan terkesan ingin mengenyahkan bau agama dalam dunia perpolitikan. Yang saya temukan, hampir semua....sekali lagi...HAMPIR SEMUA penulis di sana membela JokoHok habis-habisan dan terkadang secara fanatik. Ternyata benar, JokoHok adalah kiblat ras tertentu, agama tertentu dan pemikiran tertentu [Sepilis]. Mereka semua bersatu untuk memenangkan no.3.
Setiap ada topik pembelaan terhadap FokeNar, pasti akan dicibiri dan diejek. Mereka tak ragu untuk menjelek-jelekkan ayat dan hadits, juga pendapat ulama. Karena memang ini karakter sekuler. Dan ingat, itu baru pendukungnya...entah dengan yang didukung. Biarpun kelihatan anteng dan merakyat, tapi di balik batu...siapa tahu ada udang.
Kedua Pasangan Tidak Ada Yang Bagus
Di sini kita bukan dalam posisi oportunis, yang ketika di masa lalu mengejek Foke, namun sekarang berubah 'warna' menjadi pendukung. Dan ngakaknya, salah satu alasan mendukung Foke karena tidak ingin seperti kaum SW yang anti-maulidan dan tahlilan. Miris sekali. Alasan yang tidak mungkin menyebabkan seseorang bisa dikenal sebagai doktor karenanya.
Kedua pasangan tidak ada yang masuk kriteria sempurna, melainkan jauh sekali dari sempurna. Yang satu memiliki banyak ide konstruksi dan penataan, namun emosional dan tidak pasti. Yang satu sederhana, merakyat dan dikenal berprestasi, namun secara agama dikenal ketidakpedulian. Keduanya tidak bagus.
Hanya, ingatlah: "Kemenangan Jokowi-Basuki Adalah Kemenangan Etnis Tionghoa, Kaum Nasrani, Kaum Sepilis [Sekuler-Pluralis-Liberalis] dan.......
Di sini kita bukan dalam posisi oportunis, yang ketika di masa lalu mengejek Foke, namun sekarang berubah 'warna' menjadi pendukung. Dan ngakaknya, salah satu alasan mendukung Foke karena tidak ingin seperti kaum SW yang anti-maulidan dan tahlilan. Miris sekali. Alasan yang tidak mungkin menyebabkan seseorang bisa dikenal sebagai doktor karenanya.
Kedua pasangan tidak ada yang masuk kriteria sempurna, melainkan jauh sekali dari sempurna. Yang satu memiliki banyak ide konstruksi dan penataan, namun emosional dan tidak pasti. Yang satu sederhana, merakyat dan dikenal berprestasi, namun secara agama dikenal ketidakpedulian. Keduanya tidak bagus.
Hanya, ingatlah: "Kemenangan Jokowi-Basuki Adalah Kemenangan Etnis Tionghoa, Kaum Nasrani, Kaum Sepilis [Sekuler-Pluralis-Liberalis] dan.......
....Ketika Mereka Berdua Menjadi Pemimpinmu
Siapa yang akan tertawa?
Siapa yang akan menang?
Siapa yang akan kemudian disuapi dan diberi sebagai balas budi karena telah mendukung?
Pergi ke TPS ataupun diam di rumah ataupun sekedar nonton, semuanya pun punya hak masing-masing dan pertanggungjawabannya. Dan kelak, pak Wakil Gubernur mempunyai jabatan dan bisa menggendong para surip-surip kemana-mana. Kaedahnya: Kita harus taat pada pemimpin....kafir. Okelah kalau begitu.
Diam bukan berarti tidak diminta pertanggungjawaban. Pesta sekuler dan kaum kafir adalah tanggal 20 September 2012. Hari ini...hari di kala kita memutuskan diri untuk celentang diam tak acuh.
Siapa yang akan tertawa?
Siapa yang akan menang?
Siapa yang akan kemudian disuapi dan diberi sebagai balas budi karena telah mendukung?
Pergi ke TPS ataupun diam di rumah ataupun sekedar nonton, semuanya pun punya hak masing-masing dan pertanggungjawabannya. Dan kelak, pak Wakil Gubernur mempunyai jabatan dan bisa menggendong para surip-surip kemana-mana. Kaedahnya: Kita harus taat pada pemimpin....kafir. Okelah kalau begitu.
Diam bukan berarti tidak diminta pertanggungjawaban. Pesta sekuler dan kaum kafir adalah tanggal 20 September 2012. Hari ini...hari di kala kita memutuskan diri untuk celentang diam tak acuh.
No comments:
Post a Comment