oleh Hasan Al-Jaizy
Prophecy Sang Prophet tercermin sudah di muka zaman ini. Kejahilan, perzinahan, kefasikan bertebar di mana-mana. Yang dianggap kuno wajib disingkirkan, meskipun kekunoan itu adalah kunci sukses membuka gerbang kebahagiaan dan kewarasan. Sementara manusia banyak yang menjadi anjing dadakan yang liar mengejar-ngejar mangsa, dengan lidah terjulur dan nafas tersengal. Dunia...keterbalikan dunia.
Keterbalikan itu kini jamak tertemukan di pandangan mata. Tatkala kebancian merupakan sebuah kelaziman tontonan dan hiburan. Ketika suatu kesalehan adalah wacana yang layak ditertawakan. Lihatlah lelaki dan perempuan di ujung zaman.
Jika dahulu, ketika perawannya ibumu, selalu kau dikisahi bahwa kakek-nenekmu begitu pantang melihat ibumu di luar rumah selepas Maghrib, kini kau saksikan perawan-perawan bergentayangan dari selepas Maghrib, hingga entah kapan masanya. Di sebagian mereka tertata rias rona pelacur dan berlenggak-lenggok seperti anjing bisul.
Jika dahulu, ketika perjakanya ayahmu, selalu kau diceritakan banting tulang kerja ayahmu. Sedari muda ayahmu adalah prajurit jantan yang giat memburu cita-cita dan....perawan. Yang kini kau saksikan, lelaki akhir zaman seperti koala-koala dungu dan pemalas. Yang mereka ingin gapai bukan cita-cita, hanyalah perawan.
Keterbalikan itu kini jamak tertemukan di pandangan mata. Tatkala kebancian merupakan sebuah kelaziman tontonan dan hiburan. Ketika suatu kesalehan adalah wacana yang layak ditertawakan. Lihatlah lelaki dan perempuan di ujung zaman.
Jika dahulu, ketika perawannya ibumu, selalu kau dikisahi bahwa kakek-nenekmu begitu pantang melihat ibumu di luar rumah selepas Maghrib, kini kau saksikan perawan-perawan bergentayangan dari selepas Maghrib, hingga entah kapan masanya. Di sebagian mereka tertata rias rona pelacur dan berlenggak-lenggok seperti anjing bisul.
Jika dahulu, ketika perjakanya ayahmu, selalu kau diceritakan banting tulang kerja ayahmu. Sedari muda ayahmu adalah prajurit jantan yang giat memburu cita-cita dan....perawan. Yang kini kau saksikan, lelaki akhir zaman seperti koala-koala dungu dan pemalas. Yang mereka ingin gapai bukan cita-cita, hanyalah perawan.
Saksikan Lelaki dan Perempuan Ujung Zaman
Tidak sedikit kau temukan lelaki muda sekarang, bermain gitar di jalanan, mengamen, menjadi penjaga gedung, mengatur jalanan, game-online player, generasi bobo pagi...hidup tak teratur. Sebagian mereka menitikberatkan hidup pada sekedar hobi, olahraga atau seni.
Dan banyk kau temukan nona-nona muda sekarang, dengan keberanian mereka meramaikan jalan raya malam-malam, bis-bis kota berdesakan, mereka mencari uang dan penghasilan. Seakan mereka oleh agama atau keluarga atau budaya dibebani mencari nafkah. Dan mereka kelak melaju maju jauh di depan lelaki yang sebagiannya telah bertransformasi menjadi koala atau keledai dungu.
Tidak sedikit kau temukan lelaki muda sekarang, bermain gitar di jalanan, mengamen, menjadi penjaga gedung, mengatur jalanan, game-online player, generasi bobo pagi...hidup tak teratur. Sebagian mereka menitikberatkan hidup pada sekedar hobi, olahraga atau seni.
Dan banyk kau temukan nona-nona muda sekarang, dengan keberanian mereka meramaikan jalan raya malam-malam, bis-bis kota berdesakan, mereka mencari uang dan penghasilan. Seakan mereka oleh agama atau keluarga atau budaya dibebani mencari nafkah. Dan mereka kelak melaju maju jauh di depan lelaki yang sebagiannya telah bertransformasi menjadi koala atau keledai dungu.
Isa Alimusa [seorang penulis] berkata:
"Ada semacam pergeseran. Kaum pria semakin feminin, sebaliknya wanita semakin maskulin. Batasan lelaki dan perempuan menjadi amat tipis. Sepertinya, kita tidak puas dengan pembagian peran tradisional pria dan wanita. Dulu, pria adalah pencari nafkah dan wanita pengayom rumah tangga. Kini, perempuan sudah lazim jadi penopang keluarga dan laki-laki pun tak merasa tersingkir atau 'dipermalukan' dengan situasi ini."
If it is true, don't make a shame to deny the truth
"Ada semacam pergeseran. Kaum pria semakin feminin, sebaliknya wanita semakin maskulin. Batasan lelaki dan perempuan menjadi amat tipis. Sepertinya, kita tidak puas dengan pembagian peran tradisional pria dan wanita. Dulu, pria adalah pencari nafkah dan wanita pengayom rumah tangga. Kini, perempuan sudah lazim jadi penopang keluarga dan laki-laki pun tak merasa tersingkir atau 'dipermalukan' dengan situasi ini."
If it is true, don't make a shame to deny the truth
No comments:
Post a Comment