oleh Hasan Al-Jaizy
Al-Aabaa' [الآْبَاءُ ] adalah bentuk jamak dari kata 'Al-Ab', yang berarti 'bapak'. Dalam bahasa Arab, penggunaan Al-Aabaa' mencakup kakek dan seterusnya. Dalam bahasa kita, dikenal dengan sebutan 'moyang'.
Al-Aabaa' bisa diartikan sebagai 'moyang'. Dan moyang maknanya adalah ayah, ibu, kakek, nenek dan seterusnya. Atau bisa juga dimaknai sebagai leluhur. Dalam banyak kepercayaan konservatif di negeri ini, leluhur dipercaya masih memiliki kehidupan di alam dunia, namun tidak terlihat oleh mata telanjang. Konon hanya mata batin dan orang-orang berhati luhur yang bisa melihat eksistensi leluhur. Kepercayaan semacam ini memberikan efek pada pembentukan adat dan tradisi. Sehingga dikenal kemudian hingga kini ritual-ritual 40 harian, haulan dan semacamnya. Diyakini bahwa arwah leluhur bergentayangan pada hari-hari itu. Mungkin di perkotaan, kepercayaan semacam ini semakin terkikis. Namun ritualnya masih jamak diselenggarakan. Hanya ada perbedaan tujuan. Kalau di zaman dahulu, mungkin bisa dikatakan benar orang-orang mengadakan ritual 40 harian dan lainnya untuk mendoakan mayyit leluhur. Namun hari ini tujuannya bergeser, yaitu: makanan atau amplop.
Dalam dunia Arab, 'Al-Aabaa' juga bisa mencakup 'paman'. Hanya pemutlakan makna terhadap bapak dan moyang lebih kuat dan asasi. Sebabnya pencakupan terhadap paman adalah karena paman itu laksana bapak bagi keponakannya. Dan di sini, terdapat nafas majas.
Bukti bahwa Al-Aabaa' bisa mencakup paman adalah perkataan Allah Ta'ala yang menghikayatkan perkataan anak-anak Ya'qub -alaihis salaam-:
قَالُوا نَعْبُدُ إِلَهَكَ وَإِلَهَ آبَائِكَ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيل وَإِسْحَاقَ
"Mereka berkata: "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishak, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya." [Q.S. Al-Baqarah: 133]
Perhatikan bahwa Ismail pamannya Ya'qub alaihimassalaam.
Ada perbedaan sedikit dalam bentuk penyebutan nenek moyang dari segi gender di 3 bahasa.
[1] Dalam ARABIC, dikenal lafadz Al-Aabaa' yang asalnya adalah Al-Ab. Dan arti dasarnya adalah BAPAK. Bapak adalah LELAKI.
[2] Dalam ENGLISH, dikenal lafadz FATHERS yang bentuk singularnya adalah Father. Artinya adalah BAPAK. Bapak adalah LELAKI.
[3] Dalam INDONESIAN, dikenal istilah MOYANG, atau NENEK MOYANG. Nenek adalah PEREMPUAN.
Yang juga menarik, ternyata meskipun tertulis nenek moyang, namun itu juga mencakup para kakek. Kenapa kah tidak disebut kakek moyang? Apakah jaman dahulu di negeri ini kepala keluarga adalah perempuan?
Al-Aabaa' bisa diartikan sebagai 'moyang'. Dan moyang maknanya adalah ayah, ibu, kakek, nenek dan seterusnya. Atau bisa juga dimaknai sebagai leluhur. Dalam banyak kepercayaan konservatif di negeri ini, leluhur dipercaya masih memiliki kehidupan di alam dunia, namun tidak terlihat oleh mata telanjang. Konon hanya mata batin dan orang-orang berhati luhur yang bisa melihat eksistensi leluhur. Kepercayaan semacam ini memberikan efek pada pembentukan adat dan tradisi. Sehingga dikenal kemudian hingga kini ritual-ritual 40 harian, haulan dan semacamnya. Diyakini bahwa arwah leluhur bergentayangan pada hari-hari itu. Mungkin di perkotaan, kepercayaan semacam ini semakin terkikis. Namun ritualnya masih jamak diselenggarakan. Hanya ada perbedaan tujuan. Kalau di zaman dahulu, mungkin bisa dikatakan benar orang-orang mengadakan ritual 40 harian dan lainnya untuk mendoakan mayyit leluhur. Namun hari ini tujuannya bergeser, yaitu: makanan atau amplop.
Dalam dunia Arab, 'Al-Aabaa' juga bisa mencakup 'paman'. Hanya pemutlakan makna terhadap bapak dan moyang lebih kuat dan asasi. Sebabnya pencakupan terhadap paman adalah karena paman itu laksana bapak bagi keponakannya. Dan di sini, terdapat nafas majas.
Bukti bahwa Al-Aabaa' bisa mencakup paman adalah perkataan Allah Ta'ala yang menghikayatkan perkataan anak-anak Ya'qub -alaihis salaam-:
قَالُوا نَعْبُدُ إِلَهَكَ وَإِلَهَ آبَائِكَ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيل وَإِسْحَاقَ
"Mereka berkata: "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishak, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya." [Q.S. Al-Baqarah: 133]
Perhatikan bahwa Ismail pamannya Ya'qub alaihimassalaam.
Ada perbedaan sedikit dalam bentuk penyebutan nenek moyang dari segi gender di 3 bahasa.
[1] Dalam ARABIC, dikenal lafadz Al-Aabaa' yang asalnya adalah Al-Ab. Dan arti dasarnya adalah BAPAK. Bapak adalah LELAKI.
[2] Dalam ENGLISH, dikenal lafadz FATHERS yang bentuk singularnya adalah Father. Artinya adalah BAPAK. Bapak adalah LELAKI.
[3] Dalam INDONESIAN, dikenal istilah MOYANG, atau NENEK MOYANG. Nenek adalah PEREMPUAN.
Yang juga menarik, ternyata meskipun tertulis nenek moyang, namun itu juga mencakup para kakek. Kenapa kah tidak disebut kakek moyang? Apakah jaman dahulu di negeri ini kepala keluarga adalah perempuan?
No comments:
Post a Comment