oleh Hasan Al-Jaizy
Ini adalah bacaanmu tentang dunia. Dunia, yang hakekatnya tak termaklumi oleh tiap manusia. Bahkan jikalau kau ingin menoleh ke sisi bahasa, kau sudah dapatkan hakekat dunia. Dan jadikan apa yang terbaca adalah wacana terpelajari, bukan sekadar wacana dan bukan sekadar hanya ingin dianggap belajar.
Dunia berasal dari bahasa Arab, yakni: دنيا, dengan wazan فُعلى yang merupakan bentuk superlatif mu'annats. Para ulama berbeda pendapat tentang asal kata dunya:
[1] Dunia berasal dari dunuw [دنو], yang bermakna DEKAT. Jadi, dunia adalah yang terdekat.
[2] Dunia berasal dari danaa'ah [دناءة], yang bermakna KEHINAAN. Jadi, dunia adalah yang terhina.
Jika kita menggabungkan keduanya, maka bisa saja kita yakini bahwa dunia adalah:
"Fase yang dari segi jarak antara kelahiran dan kematian, atau permulaan hayat dan akhirannya tersifati sangat DEKAT, dan dari segi derajat dan martabat, ia adalah yang TERHINA atau TERRENDAH."
Jarak antara tangisanmu kala bayi dengan tangisan keluargamu kala kau mati adalah dekat. Karena dunia tak mewariskan bagimu kekekalan. Bahkan dunia tak ingin kau berlama-lama tinggal di dalamnya.
Karena dunia adalah negara safar, bukan negara mukim.
Juga dunia adalah jembatan berjurang segala keburukan dan ujian, jembatan menjulang yang semakin sering terpeleset engkau, semakin terjelembab menuju yang terhina.
Dunia bukan destinasi kebahagiaan abadi. Tanyakan pada dirimu: "Ke mana perginya senyuman dan bahagiamu kemarin sore atau tadi malam?"
Kau akan menjawab: "Mereka semua hilang tak berbekas zahirnya. Yang tersisa hanyalah ingatan akannya."
Begitulah dunia. Sekali kau bahagia, hilang kemudian zahirnya. Yang ada hanya ingatan.
Nanti di hari nanti, ada bahagia selamanya yang bukan untuk dikenang. Bahagia itu akan tergapai, jika ternyata amalan salehmu di dunia tertimbang berat dan teringat jelas.
Dunia, jembatan berjurang segala...menjulang dan julangannya menipu banyak penghuninya. Maka kuingin aku, kau dan seumat tuk selamat dari jurang dan julangannya.
Dunia berasal dari bahasa Arab, yakni: دنيا, dengan wazan فُعلى yang merupakan bentuk superlatif mu'annats. Para ulama berbeda pendapat tentang asal kata dunya:
[1] Dunia berasal dari dunuw [دنو], yang bermakna DEKAT. Jadi, dunia adalah yang terdekat.
[2] Dunia berasal dari danaa'ah [دناءة], yang bermakna KEHINAAN. Jadi, dunia adalah yang terhina.
Jika kita menggabungkan keduanya, maka bisa saja kita yakini bahwa dunia adalah:
"Fase yang dari segi jarak antara kelahiran dan kematian, atau permulaan hayat dan akhirannya tersifati sangat DEKAT, dan dari segi derajat dan martabat, ia adalah yang TERHINA atau TERRENDAH."
Jarak antara tangisanmu kala bayi dengan tangisan keluargamu kala kau mati adalah dekat. Karena dunia tak mewariskan bagimu kekekalan. Bahkan dunia tak ingin kau berlama-lama tinggal di dalamnya.
Karena dunia adalah negara safar, bukan negara mukim.
Juga dunia adalah jembatan berjurang segala keburukan dan ujian, jembatan menjulang yang semakin sering terpeleset engkau, semakin terjelembab menuju yang terhina.
Dunia bukan destinasi kebahagiaan abadi. Tanyakan pada dirimu: "Ke mana perginya senyuman dan bahagiamu kemarin sore atau tadi malam?"
Kau akan menjawab: "Mereka semua hilang tak berbekas zahirnya. Yang tersisa hanyalah ingatan akannya."
Begitulah dunia. Sekali kau bahagia, hilang kemudian zahirnya. Yang ada hanya ingatan.
Nanti di hari nanti, ada bahagia selamanya yang bukan untuk dikenang. Bahagia itu akan tergapai, jika ternyata amalan salehmu di dunia tertimbang berat dan teringat jelas.
Dunia, jembatan berjurang segala...menjulang dan julangannya menipu banyak penghuninya. Maka kuingin aku, kau dan seumat tuk selamat dari jurang dan julangannya.
No comments:
Post a Comment