Saturday, November 17, 2012

Sketsa XI


Tiba-tiba tubuh Purnomo terpental....ia menjerit, "AAAAAAA!" Purnomo terpental membentur akar yang besar. Dan sosok putih itu menghilang tiba-tiba.

Semua hadirin pun kaget. Ketujuh orang itu kaget. Suyuthi, Nawawi dan Syirozi pun bertaklid buta. Mereka ikut-ikutan kaget tanpa dalil yang jelas. Bahkan dalang pun ikut kaget pula. Dan Deddy Mizwar dalam film Kiamat Sudah Dekat pun tercekat karena giginya menggigit lidahnya sendiri, seraya berkata, "Kayaknye ada yang ngomongin gue nih!"

Ki Joko Bedon pun menatap Purnomo dan bertanya keras, "Apa kamu belum mandi kembang sebelum berangkat kemari, anak muda?"

"B...b...b...belum, Ki," jawab Purnomo ketakutan.

"Dasar bocah bodoh. Berapa nilai ijasahmu? Sudah kukatakan sebelumnya. Semua peritual harus menunaikan persyaratan-persyaratan yang kuberikan saat pertemuan malam purnama terakhir. Kau bisa menggagalkan ritual kita jika kau melanggar syarat! Kau merepotkanku kini. Aku harus mengorbankan beberapa jurus tenaga dalamku untuk mengimbanginya. Ini sangat menguras energiku," teriak Ki Joko marah besar.

"Maafkan aku, Ki Joko," pinta Purnomo sembari duduk membungkuk dan kedua tangannya dikuncupkan ke depan kepalanya sendiri.

"Maklum, gan. Doi masih nubitol. Perlu bimbingan sesepuh. Jangan langsung lempar bata, gan. Apalagi sampe lapor hansip," sahut Ki Lambad, yang rupanya seorang Kaskuser.

Ritual pun kembali dilakukan. Ki Joko mengatakan bahwa pengulangan ini membutuhkan waktu cukup lama. Ia membatasi bahwa ritual akan dihentikan jika terdengar gonggongan anjing bersahutan banyak di sekitar lokasi. Sepertinya itu menunjukkan bahwa para arwah sudah mengumpul di sana.

Suasana kembali hening. Nawawi merasa bosan. Ia pun merogoh sakunya. Lalu mengeluarkan HP. Niatnya ingin meng-update status, "Lagi observasi nih, ciiin," tapi buru-buru dalang menjitak palanya dan berkata, "Jaman pendekar belum ada HP!" Baiklah...Nawawi pun mengurungkan niatnya.

Tiba-tiba terdengar suara anjing melolong. Lalu disahuti banyak. Banyak. Hingga 3 pendekar muda ini ketakutan sangat. Sejak itu, mereka tak henti membaca ayat-ayat dan doa-doa. Takut sekali jika rupanya anjing-anjing mendekati mereka.

Ritual pemanggilan arwah selesai. Namun yang dipanggil tidak kunjung datang. Waktu sudah habis karena bel sudah berbunyi. Bel nya yang suara-suara anjing itu. Benar. Tiada penampakan lagi. Tapi, justru sekarang auranya bertambah kusam. Jelas sekali terasa semakin mencekam. Ketiga pendekar muda merasa banyak sekali orang-orang tak terlihat berkumpul di tempat itu. Mereka saling berpegangan. Tangan masing-masing mendingin.

Dan tibalah saatnya ritual pengambilan pusaka....

...

No comments:

Post a Comment