Friday, November 2, 2012

Melucuti Jilbab, Bra dan Celana Dalam

oleh Hasan Al-Jaizy

Melucuti Jilbab, Bra dan Celana Dalam

Sebagian feminis dan yang sekonco dengannya berkata, "Jilbab itu tidak wajib. Saya merasa tidak perlu itu. Yang terpenting adalah menjilbabkan hatinya dulu. Banyak kok yang berjilbab tapi hatinya busuk."

Sebagai orang yang berakal, kita bisa mengakali jawaban atau menjawab berdasar pada akal. Seperti ini:

"Anda juga tidak perlu memakai celana. Yang penting mencelanai kemaluan Anda. Dalam hal ini, Anda sudah bagus memakai celana dalam. Saya fikir Anda tidak perlu jalan ke luar rumah memakai rok. 



Tapi sepertinya bagi Anda memakai celana dalam pun tidak perlu. Banyak kok orang memakai celana dalam tapi busuk hatinya."

Feminis tersinggung, "Saya masih punya harga diri dan menutup kemaluan saya!"

Tanggap, "Tapi hati Anda sudah dicelana dalamkan ga? Oh ya, Anda kenapa memakai bra? Bagi saya itu tidak penting. Yang penting Anda mem-bra-kan hati Anda. Seharusnya Anda telanjang saja seperti anjing betina. Yang penting 'hati' Anda sudah memakai jilbab, bra dan celana dalam. Anda siap telanjang sekarang di depan orang2?"

Feminis menjawab, "Saya sedia! Selama Anda tidak menilai hati saya hanya berdasarkan ketelanjangan saya. Anda tidak tahu hati saya seperti apa. Hanya Tuhan yang tahu hati manusia."

Jawablah: "Kalau begitu, Anda tidak tahu malu dan tidak konsisten. Anda tadi bilang bahwa Anda masih mau menutupi kemaluan dengan celana. Ternyata sekarang Anda malah jadi tidak tahu malu siap sedia telanjang di sini.

Anda tidak konsisten juga ketika Anda mengatakan hanya Tuhan yang tahu hati manusia. Tapi sebelumnya Anda menilai hati banyak jilaber busuk. Berarti Anda tuhan kah? Kok tahu kebusukan hati mereka?"

Feminis meradang, "Mereka berhati busuk karena tingkah mereka yang busuk. Itu cerminan!"

Jawab saja : "Oh begitu. Kalau begitu Anda lebih jelek dan busuk dari mereka. Mereka masih mau tutup aurat dan turut perintah Tuhan. Lah Anda? Sedia telanjang dan melanggar perintah Tuhan. Sudah begitu, masih pura-pura berkemaluan pula. Memangnya Anda punya!?"

No comments:

Post a Comment