Saturday, November 10, 2012

Petromak Di Langit Gulita

oleh Hasan Al-Jaizy

Manusia yang sekadar bisa membaca kitab terjemahan dengan niatan belajar dan berusaha beri yang ia dapatkan dari ilmu dengan ikhlas, itu jauh jauh jauh sekali lebih baik dibanding orang yang mampu membaca kitab aslinya (arabic) dengan baik namun kemampuannya itu justru menjadi fitnah bagi dirinya dan umat. Bagi dirinya karena sombongnya, tau ujubnya, atau ketidakikhlasannya. Bagi orang lain karena pembenaran terhadap penyimpangan, atau jidal tanpa faedah, atau menikam ulama, atau menginjak awam dan lainnya.

Membaca buku bukanlah tujuan. Tetapi mengambil faedah, menerapkan dan menyiarkannya adalah tujuan. Siapa yang menjadikan membaca sebagai tujuan, ia bagaikan menjadikan gelar sebagai pencapaian akhir, bukan service terhadap umat. Karena itulah, orang yang hanya ingin kelihatan 'banyak baca buku' entah dengan cara apapun, Anda akan melihat mereka sebenarnya tidak tahu apa yang dibaca dengan baik. Atau bahkan nihil. Karena tujuan akhirnya: membaca, bukan mengambil faedah. Sama juga yang hanya ingin dapat gelar. Kau akan laksana melihat pepesan kosong. Tidak berisi. Bobotjya hanya bungkus yang ditumpang tindih.

Orang-orang yang sebenarnya tidak suka membaca tapi ingin dipandang suka membaca adalah pembaca yang buruk. Berbeda dengan orang yang tadinya tidak suka membaca tapi berusaha menyukai membaca karena ingin mendapat faedah.

Demi Allah, sebenarnya saya kagum pada fulan dan fulan dengan kesederhanaan ilmu mereka (karena sekadar baca terjemahan atau semacamnya), mereka berhasrat besar tuk meraih manfaat dan memberi manfaat bagi orang lain. Kadang saya iri bahkan dengan hamasah mereka. Lalu ketika menoleh balik pada diri sendiri, tenyata saya harus banyak belajar dari mereka. Bahkan kadang saya malu dengan diri sendiri atau kawan2 yang mampu merombak ratusan kitab tetapi terkesan berpelit ria atau bahkan baru mau memberi ketika tahu akan dipuji. Ini musibah.

No comments:

Post a Comment