Friday, November 16, 2012

HIDUPMU INSPIRASIMU : [8] "Menunduklah!"


oleh Hasan Al-Jaizy

Tahun 2008 saya punya seorang dosen di mapel bahasa [Nahwu]. Beliau adalah Pak Prof Al-Basyiry, berasal dari Mesir. Seorang yang kalimat dan nasehatnya sangat berhikmah dan ngena. Beberapa kali jam pelajaran habis untuk mendengarkan nasihat beliau. Dan kami merasakan waktu begitu cepat. Berharap ingin mendengar lagi nasehat beliau.

Tahun 2009 beliau sudah tak mengajar di kampus lagi. Kembali ke negerinya. Tapi, banyak kalimat dan makna yang kami ingat. Dan menginspirasi beberapa tulisan saya.

Pernah beliau menasehati kami untuk banyak membaca kitab/buku. Ya, masyhur sudah bahwa buku adalah teman yang tak menuntutmu apapun. Namun, kata Syaikh Al-Munajjid, buku adalah teman yang bisa membuatmu merunduk selalu. Buku pun merendah selalu. Ketika kau posisikan buku di atas kepalamu, maka lehermu akan sakit atau matamu akan letih membaca.

Karena itu, jika kau ingin menjadi sahabat yang baik, maka jadilah seperti buku. Mencontoh buku dari beberapa sisi, bukan dari semua sisi tentunya. Buku tak menuntut pembacanya dan memaksanya untuk percaya. Dan jangan paksakan temanmu tuk percayai segala ucapmu. Buku membuat pembacanya merunduk. Maka jadilah teman yang bisa membuat temannya merunduk. Buku memberi ilmu dan pengetahuan pada pembacanya, namun ia selalu merendah di bawah. Maka jadilah teman yang berikan manfaat pada teman, tanpa meninggi dan merendahkan teman.

Pak Prof Al-Basyiiri pernah mengatakan, "Bahkan orang yang tidak membaca buku, ia akan minder sendiri melihat orang di sampingnya duduk membaca buku."

Yaitu ketika kau duduk di tempat tunggu kendaraan umum misalnya, lalu di sampingmu adalah seseorang lebih muda darimu serius membaca buku, kau akan merasa setidaknya sedikit. Perasaan apa? Perasaan minder karena dalam kondisi itu, kau tidak terlihat 'pintar'. Manusia akan sedikitnya dinilai 'pintar' ketika ia terlihat membaca buku. Entah itu membaca benar-benar, atau membaca pura-pura.

Saya tidak memerlukan tanggapan, "Tidak semua pembaca buku pintar!" Ya, saya tahu itu. Tapi, anggapan normal manusia tetap berlaku. Yaitu: bahwa membaca adalah kunci terbesar untuk membuka gerbang ilmu pengetahuan.

Filosofi buku merendah dan kepala merunduk menghasilkan sesuatu. Apa itu?

Ketika kau menemukan seseorang yang 'sombong' karena menzahirkan diri bahwa ia suka membaca buku dan merendahkan orang2 yang malas membaca di depan muka mereka, maka ketahuilah bahwa sebenarnya orang sombong tersebut tidak membaca buku dengan baik. Ia banyak membaca demi harga diri, bukan demi ilmu.

Berbalik ketika kau mendatangi seorang yang benar-benar suka membaca buku. Bukan untuk harga diri dan bukan untuk menyombongkannya. Maka kau akan temukan ilmu pengetahuan mengalir dari lisannya ketika bercakap dengannya.

Manusia yang memang benar-benar melakukan suatu rutinitas demi kebaikan dalam segi positif, kau akan mendapatkan warisan kebaikannya. Sebaliknya, yang melakukan suatu rutinitas demi kesombongan dan kebanggaan, kau akan kesulitan mendapatkan warisan kebaikannya.

No comments:

Post a Comment