Sunday, November 25, 2012

Trio Mayat!


oleh Hasan Al-Jaizy

Purnomo malam itu berjalan sendirian saja di depan lokasi pemakaman leluhur...di dalamnya adalah makam-makam tua! Malam yang tidak begitu gelap, disinari purnama. Wah, Purnama dan Purnomo. Sepasang. Purnama cah wedho, Purnomo cah lanang. Purnama bernama panjang Purnama Sari. Kalau Purnomo bernama panjang Purnomo Suro. Gubrak! Misteri Malam Satu Suro!

Tiba-tiba Purnomo merinding sendiri. Bulu-bulunya berdiri. Bulu apalah itu, tebak sendiri. Yang penting, suasananya mencekam sekali. Lalu, ia secara tidak sengaja melihat 3 pocong yang sengaja menghadang jalannya. Sekitar 10 tombak di depan Purnomo. Purnomo pun merinding disko.

Lalu, dua pocong itu menghilang. Tinggal satu. Tapi, ternyata keduanya berpindah posisi. Sekarang posisinya di sisi kanan dan kiri Purnomo. Jaraknya sekitar 5 bentangan kasur bekas. Purnomo gigit jari tangan; karena mau gigit jari kaki : kejauhan. Ketiga pocong itu menggeram seram. Tapi Purnomo masih ingat petuah Pak De Su'aid, "Pur, jika kau bertemu dengan setan, jangan ketakutan. Tapi, buatlah setan ketakutan jika kau tidak joinan! Musuh bisa jadi teman. Teman bisa jadi musuh!"

Purnomo pun tidak jadi takut. Ia berkata, ''Kenapa harus bermusuhan? Kita kan bisa kerjasama menghancurkan perguruan sawah!?''

=========================

Esoknya, Suyuthi sendirian melewati daerah itu. Kali ini, tidak ada lagi bulan Purnama. Maka, gelaplah benar-benar malam itu. Tiba-tiba hadirlah 3 pocong. Mereka melakukan sebagaimana yang mereka lakukan terhadap Purnomo.

"3 pocong pekuburan leluhur, apa mau kalian?" tanya Suyuthi menguji. Tapi, pocong2 itu tak menjawab selain geraman tidak jelas maksudnya.

Suyuthi pun melanjutkan perjalanan dan membaca Ayat Kursi keras-keras. Cuek. Ketiga setan itu misuh-misuh dan menghilang.

=========================

Sekularisme adalah memisahkan urusan duniawi dari agama [ukhrawi]. Agama hanya digunakan untuk mengatur hubungan pribadi dengan Tuhan. Sedangkan hubungan sesama manusia diatur hanya dengan berdasarkan kesepakatan sosial.

Pluralisme adalah sebuah kenyataan bahwa di negara atau daerah tertentu terdapat berbagai pemeluk agama yang hidup secara berdampingan.

Liberalisme adalah memahami nash-nash agama (Al-Qur'an dan As-Sunah) menggunakan akal pikiran yang bebas. Doktrin-doktrin agama hanya diterima jika sesuai dengan akal fikiran semata.

Itulah 3 mayat...3 setan.

Sepilis lebih dari sekadar 3 pocong pengganggu. Iblis takkan mau menjatuhkan wibawa di tengah keturunannya dengan berubah menjadi pocong. Iblis cukup menurunkan beberapa menterinya untuk menyebarkan racun-racun pada anak cucu Adam. 3 pocong di are kuburan akan terbirit lari jika dikejar dengan ayat-ayat. Namun, 3 doktrin setan, penggagas dan pemeluknya tidak akan lari jika dicecar dengan ayat-ayat. Justru mereka akan menertawai dan menjulukimu, "Kuno!"

Penjahat dan munafik sejati adalah yang menggandeng 3 pocong menjadi teman untuk menghancurkan kebenaran. Kau akan atau bahkan sudah saksikan siapa-siapa dan golongan apa yang merangkul ketiganya. Tujuannya demi memperkuat dan memperbanyak masa sehingga bisa menghancurkan kebenaran.

Sementara jika Allah kehendaki, trio mayat itu bisa dihancurkan dengan mudah, laksana rumah laba-laba. Sekali tebas langsung hancur. Namun, tentu dengan trik dan cara-cara. Tidak banyak orang mampu menebas leher mayat-mayat itu!

Saksikan saja Trio Mayat selalu bergema di media. Biarpun sekarang raja-raja mereka sudah tidak seaktif dulu lagi, tapi kini anak-anak buahnya yang bergentayangan kesana-kemari. Dan seramnya, mereka berpotensi lebih besar, lebih licin dan lebih licik dalam menenggelamkan kebenaran atau memalsukannya. Jika Trio Mayat di zaman Purnomo dan Suyuthi hanya bisa menggeram, maka sebaliknya di zaman Ronaldo [dari tim yang pagi ini baru kalah itu]. Karena di zaman Ronaldo, Trio Mayat menjadi pemimpin hampir semua umat [bangsa].

Mbak Kunti hanya bisa tertawa dan menangis. Bisa jadi di masa depan, Mbak Kunti sudah bisa ceramah dan menyebarkan propaganda Emansipasi Waria!??

No comments:

Post a Comment