Wednesday, November 14, 2012

HIDUPMU, INSPIRASIMU: [7] "Cermin Waktu"


oleh Hasan Al-Jaizy

Menceritakan kisah ini, hanyalah inginku menjadikan beberapa kisah ibu sendiri sebagai inspirasi, atau pengingat untuk diri sendiri dan orang lain. Bukanlah ibuku masa dahulu melainkan hanyalah seorang remaja biasa. Dan hingga kini masih terlihat biasa. Meskipun bagiku beliau begitu luar biasa. Masa-masa kecil dan remaja beliau tertakdir dipenjara oleh kesulitan dan tantangan hidup. Terkadang harus pergi jauh dari orang tua dan cobaan-cobaan lain.

Ibu saya suka sekali memberi orang. Terutama jika melihat roman muka orang yang membutuhkan. Ibu bisa membacanya. Sedangkan ketika saya memperhatikan pula ibu-ibu lain, perbedaan itu terasa sekali. Dan jangan kau tanya tentang lelaki atau bapak-bapak. Karena seringkali mereka terjebak dalam keegoan dan cuek. Itu semua pelajaran untuk kufikirkan dan juga dirimu.

Dan kenapa ibu selalu memberi? Tak lama dapat rizki, cepat memberi? Karena rupanya itu adalah refleksi...cerminan masa lalu ibu. Di masa tua ibuku ini, beliau selalu terngiang di benaknya masa kecil dan remaja dulu. Beliau masih ingat ketika diam sendirian di suatu tempat, sementara di sekitarnya anak-anak seusianya lahap makan dan dituntun orang tuanya. Sedangkan ibu masih menahan lapar sambil menunggu datangnya neneknya [buyut saya]. Tetapi, kadang tak kunjung datang. Syukurlah dahulu ada seorang ibu dari keluarga lain yang peduli. Seringlah ibu diberi makan dan diajak ke rumahnya. Orang baik tersebut sudah

wafat sekarang.

Cermin Waktu...cermin masa lalu. Orang yang mengingat masa-masa sulit yang berlalu, akan tercermin di sikapnya. Sementara orang yang lupa masa lalunya yang bukan siapa-siapa, akan tercermin di sikapnya.

Lebih baik mengenang masa lalu yang serba sulit dibanding mengenang masa lalu yang serba punya. Karena ketika mengingat kesulitan masa lalu, kau akan bersyukur dan mengingat bahwa di bumi ini ada orang yang sedang bernasib seperti nasibmu kala itu atau lebih buruk lagi. Dan mengenang masa jaya, akan menimbulkan kekufuran terhadap kenikmatan dan menunjukkan bahwa ia dalam keadaan terpuruk.

Seorang raja yang terpuji adalah yang down-to-earth. Ia dicintai manusia karena tangannya bisa menggandeng tangan orang di bawahnya. Jikalau ia seperti raja-raja pada umumnya, maka ia pasti dibenci manusia. Karena kakinya selalu menginjak kepala orang di bawahnya. Maka, ketika kau menjadi raja ataupun ratu kelak, duhai kawan, ingatlah bahwa dahulu kau bukan raja atau ratu.

Bahkan jikalau manusia ingin mengenang masa sebelum masa balitanya, atau sebelum kelahirannya, ia tidak bisa. Saking rendahnya manusia ketika itu. Ia masih berupa cairan, atau segumpal darah...kemudian menjadi daging...dan keluar dari kemaluan.

Sesungguhnya setiap darimu wahai kawanku dan juga aku, keluar dari tempat yang juga keluar darinya air kencing. Maka tiada alasan untuk menyombongkan diri.

Tanamkan dari sekarang bahwa kau harus menjadikan air mata kesedihan sebagai puing-puing kenangan di masa depan, ketika kau menjadi raja atau ratu. Karena di masa kau menjadi raja atau ratu kelak, air mata itu membeku. Karena memang lazimnya orang di atas meninggi berkeras hati tiada peduli. Simpan sedari kini air mata yang berpuing itu. Dan di masanya, kau harus cairkan air mata membeku itu dengan turun ke lapangan, berpanas-panas dan melihat langsung apa yang terjadi di atas debu-debu bumi. Di sana, akan kembali kau temukan air mata yang dahulu kau pernah mengalirkannya. Dan di sana kau akan mendapatkan cermin waktu, refleksi masa lalu.

Hidupmu...inspirasimu...hidupmu...inspirasi untuk selainmu...maka lihatlah ayat-ayat, di sanalah berjuta inspirasi untukmu.

No comments:

Post a Comment