Monday, November 12, 2012

HIDUPMU INSPIRASIMU : [12] "Ketersembunyian Yaitu Kelembutan"


oleh Hasan Al-Jaizy

Di masa itu, adalah masa-masa ujian hidup yang harus saya jalani. Hidup adalah ujian, bukan? Anda pun juga punya masa-masa yang paling menguji. Dan kalimat pertama tadi bukanlah menampakkan sulitnya hidup. Tidak. Itu sebagai kalimat pembuka yang terhubung pada realita berikutnya.

Ya, masa itu adalah masa sedang terujinya hidupku. Kekurangan akan sesuatu. Lalu tiba-tiba hari-hari itu, seekor kucing sering kunjungi rumahku. Kucing itu berwarna hitam. Pekat. Adakah kalian pernah saya perlihatkan seperti apa ia? Ya, itulah kucing 'aneh' yang ziarahi rumah selalu. Sebelumnya, saya belum pernah melihatnya. Entah darimana ia berasal. Tiba-tiba ada begitu saja. Tiba-tiba memangkali beranda rumah begitu saja. Sebagaimana terkadang sebuah musibah tiba-tiba menghardik begitu saja.

Lalu saya bertanya-tanya apakah ada suatu jawaban dari Allah mengenai kehadiran kucing ini? Tentu kucing ini tidak datang melainkan Allah lah yang mendatangkannya. Dan sekali lagi, ia datang ketika saya merasa 'kekurangan'. Dan seolah -jika dipandang dari kacamata kufur- kucing hitam ini datang menambah keruh warna masa. Seolah kucing ini menambah kekurangan dalam hidup. Naudzubillah. Sungguh pandangan yang buruk!

Kucing ini sering meminta-minta. Jikalau ia adalah manusia, ia adalah pengemis yang paling menyebalkan. Tapi, betapa baiknya jika kita lebih dalam lagi berfikir dan tidak berburuk sangka pada Yang Mengatur segalanya. Yang kemudian terfikir adalah bahwa Allah mendatangkan kucing ini agar kami tetap memberi atau bersedekah. Bagaimana bisa? Ya, tentu saja bisa. Ketika kita memberinya makanan, maka itu adalah sedekah baginya.

Ia tetap di beranda rumah hingga hamil dan beranak. Lalu ia memindahkan anak-anaknya di beberapa hari. Seperti itulah tingkah induk kucing. Tidak akan menaruh anak di satu wadah berminggu-minggu. Hingga kemudian rupanya Allah merizkikan pada kami sebuah karunia besar, yaitu kami sekeluarga mampu mengunjungi rumah nenek di kampung. Maka untuk beberapa hari, kami absen dari rumah meninggalkan kucing dan anak-anaknya.

Di masa senang memuncak itu, saya sempat memikirkan segalanya di balik kehadiran kucing hitam. Beberapa hari kemudian, kami kembali ke rumah. Dan rupanya kucing itu tidak ada lagi. Juga anak-anaknya. Mereka hilang! Bahkan saya sempat memperhatikan lingkungan sekitar, tak pernah saya temui lagi mereka. Ke manakah mereka berhijrah?

Hidup itu bagai roda, bukan? Setelah sebulan atau lebih tidak melihatnya, kembalilah ujian yang tajam menyergap. Kondisinya serupa dengan kondisi ketika kucing itu ada. KEKURANGAN! Dan di kondisi itu, tiba-tiba kucing hitam ini MUNCUL LAGI di beranda. Kali ini bahkan ia berani masuk ke rumah. Mencari-cari kesempatan untuk masuk.

===============================

Cerita di atas basi bagi banyak orang. Biasa bagi banyak orang. Wajar sekali. Apalah artinya kehadiran kucing dan sebagainya!? Terasa tidak ada arti di balik semua itu.

Syukurnya, bagi saya pribadi, ada artinya. Biarlah dikatakan 'ridiculous'. Biarlah dibecandai 'sok filosofis'. Tapi, kenapa harus mengenyahkan fikiran selama itu positif?

Ada hal-hal yang saya dapatkan dari kehadirannya.

--> Allah akan memberimu kesempatan untuk memberi dengan apa yang KAMU MAMPU. Ketika kamu tidak punya uang untuk bersedekah, Allah hadirkan hewan di sekelilingmu untuk kau berikan ia. Dan itu adalah sedekah pula. Ketika kamu tidak punya uang namun punya ilmu, Allah hadirkan wadah dan wasilah untuk bersedekah dengan ilmu. Remeh sekali hal ini dan luput dari pandangan manusia.

--> Bisa saja orang yang copas ilmu untuk disebarkan di FB, ia adalah orang termiskin dari segi harta, tapi dari segi pahala dan memberi manfaat, ia layak diberi mahkota. Bisa saja orang yang tidak punya ilmu untuk disebarkan, namun rupanya ia adalah orang yang kaya dan selalu bersedekah dengan hartanya, dan ia lebih banyak pahala dan memberi manfaat dibanding yang menyembunyikan ilmunya.

--> Ketika saya melihat kucing itu, saya berfikir ia mencari rezeki/makanan tetapi tidak berakal. Lalu membayangkan dan mengkiaskan pada kesulitan yang saya pribadi hadapi [dan juga orang2]. Kenapa tidak melihat pada yang lebih rendah dan membutuhkan?

--> Mengamati kucing itu dan kehidupannya, melaluinya saya -dengan izin Allah- mendapat banyak inspirasi yang menggerakkan jemari untuk menulis. Dan melalui beberapa tulisan tersebut, -dengan segala syukur pada Allah-, Allah membuka beberapa hati.

Hati-hati yang keras...
tidak akan belajar dari...
suatu kelembutan yang tersembunyi...
karena hati-hati yang keras...
baru akan melunak...
jika teguran Allah yang keras...
telah menyapanya...
Hati-hati yang keras...
akan merendahkan hikmah...
Perhatikan bagaimana hati-hati yang keras...
tidak mau memikirkan ayat-ayat-Nya...
baik dari wahyu...
maupun dari ciptaan dan peristiwa...
Karena hati-hati yang keras...
adalah hati yang setengah mati...
atau yang benar-benar mati...
Adakah mungkin hati yang sudah menjadi mayat...
dihidupkan kembali???

No comments:

Post a Comment