Tuesday, November 6, 2012

Sama-sama Galauwiyyun, Sama-sama Menertawai

oleh Hasan Al-Jaizy

Setelah semalam membahas istilah Lajangiyyun, Ranjangiyyun dan Keriputiyyun, kini kita mendapatkan istilah lain lagi. Istilah yang sebenarnya difahami ada sisi 'ngejeknya'. Siapa lagi kalau bukan mereka, bapak-bapak muda yang mungkin saking senangnya sudah berjodoh, yang membuat istilah dan sebutan ini: "Galauwiyyun".

Maksud dari Galauwiyyun adalah Ahlu Galau, Tukang Resah dan semacamnya. Anda mulai sekarang, jika mendapatkan bapak-bapak yang dengan asyiknya menyebut para lajang galawiyyun, tuduhlah mereka bahwa sebenarnya itulah cerminan mereka dahulu kala masa lajang.

Orang-orang yang ketika masa lajangnya galau dan mungkin suka pacaran, lalu Allah beri hidayah dan rezeki hingga akhirnya mampu menikah dengan selamat dan sukses. Ketika di usia awal menikah [tahun2 awal] mereka mencoba 'mengkaburkan' memori masa lalu mereka yang sebenarnya galau. Bagaimana caranya? Ya dengan menyebut para lajang 'galauwiyyun'.

Kenapa kok mereka begitu? Justru mereka begitu karena mereka dahulu ya ahlu galau. Mereka berpengalaman dalam dunia galau soal jodoh. Karena pengalaman dan pengetahuan mereka akan masa lalu itu, mereka mengkiaskan semua orang pada dirinya. Dikira semua lajang itu akan galau seperti dirinya dahulu.

Sekarang mungkin saatnya perang istilah sambil tertawa terkekeh-kekeh kali, ya? Yang sudah punya pasangan, merasa menang. Padahal bisa jadi dulu ia makhluk super-duper-galau dan cengeng. Yang sudah punya ilmu, merasa tinggi. Padahal bisa jadi dulu dikenal orang terbodoh sekelas. Yang sudah punya harta, merasa terkaya. Padahal bisa jadi dulu dia hanyalah pengemis.

Coba deh, ketika kita melihat bapak-bapak sedang galau memikirkan perekonomian keluarganya, atau persalinan, atau ujian lainnya, kira-kira enak gak kalau kita sebut mereka: "Galauwiyyun". Pasti ga diterima, kan? Lho, padahal kan sama-sama GALAU. Intinya itu galaunya.

Wkwk. Bagi bapak-bapak yang mengejek lajang/gadis sebagai galauwiyyun, Anda semua ditunggu masa-masa sulit. Ketika nanti mendapat cobaan, entah kesulitan ekonomi, biaya pendidikan anak atau persalinan, mohon kabari. Siap-siap disebut juga 'galauwiyyun'. Biar fair! Dan agar merasakan panah istilah justru menjadi bumerang buat diri sendiri.

Status ini berkaitan mereka, bapak-bapak yang seakan sudah bersih dari kegalauan dengan menyebut lajang-mojang dengan sebutan 'ngejek': "Galawiyyun".

Sama-sama 'galawiyyun', bukan? Bedanya, yang satu 'sok' ga pernah galau. Atau memang sebenarnya ia sering galau, cuma untuk menutup-nutupi diri dan masa lalunya, ia lempar istilah sembunyi tangan.

No comments:

Post a Comment