oleh Hasan Al-Jaizy
Ranjangiyyun ngejek para lajang dengan sebutan 'lajangiyyun'; tentu saja dengan kementang-mentangan karena mereka sudah diberi kemampuan dan kesempatan untuk mendapat teman tidur di ranjang.
Ranjangiyyun akan beralasan, 'Ya akhi, ana menyebut istilah 'lajangiyyun' itu cuma becanda. Ana toh menasihati antum untuk menikah.' Bagaimanapun, itu adalah alasan. Kira-kira ranjangiyyun rela ga ya diejek sebagai lajangiyyyun?
Alasan, 'Ana hanya menasihati' itu perlu dipertanyakan. Pasalnya, sulit juga percaya bahwa semata-mata itu benar-benar nasehat. Karena ada sebutan mengejek. Seakan-akan kalau manusia masih lajang itu bisa diistilahkan seperti itu. Tidak cukupkah menulis kata 'bujang' atau 'perawan'!? Tidak cukup tentu saja. Itulah caranya menasehati dan menganjurkan.
Well, ini bagi teman-teman yang sudah menikah dan menjuluki teman-teman yang belum menikah sebagai 'lajangiyyun'. Bukan untuk teman-teman yang menasihati secara normal tanpa istilah semacam itu. Tentu saja, kalian wahai ranjangiyyun [yang menebar julukan lajangiyyun] perlu mengaca juga. Memangnya galau hanya milik manusia belum berjodoh? Galau juga milik kalian. Jangan difikir, ketika sudah beranak, lalu lepas dari kegalauan. Tiap fase kehidupan, ada galaunya. Dan berbeda macamnya.
Yang kita lihat, para ranjangiyyun [penebar istilah lajangiyyun] itu ya masih muda-muda. Belum beranak banyak. Belum bertahun-tahun menikah. Layaknya thullab al-ilm yang baru kenal ilmu, rasanya sensasional. Melihat orang belum berilmu atau kenal ilmu sepertinya, hati terasa gatal untuk menertawai. Tapi kalau sudah beranak banyak dan masih nakal menyebut istilah itu, ya jangan marah jika disebut 'keriputiyyun'. Enak, kan jika perang istilah!? Enak. Itulah yang namanya 'nasehat'.
Pernah menyebut bujangan/perawan lanjangiyyun/lanjangiyyaat? Berarti Anda adalah ranjangiyyun.
Nasehat? Menasehati? Menganjurkan? Really?
Ranjangiyyun akan beralasan, 'Ya akhi, ana menyebut istilah 'lajangiyyun' itu cuma becanda. Ana toh menasihati antum untuk menikah.' Bagaimanapun, itu adalah alasan. Kira-kira ranjangiyyun rela ga ya diejek sebagai lajangiyyyun?
Alasan, 'Ana hanya menasihati' itu perlu dipertanyakan. Pasalnya, sulit juga percaya bahwa semata-mata itu benar-benar nasehat. Karena ada sebutan mengejek. Seakan-akan kalau manusia masih lajang itu bisa diistilahkan seperti itu. Tidak cukupkah menulis kata 'bujang' atau 'perawan'!? Tidak cukup tentu saja. Itulah caranya menasehati dan menganjurkan.
Well, ini bagi teman-teman yang sudah menikah dan menjuluki teman-teman yang belum menikah sebagai 'lajangiyyun'. Bukan untuk teman-teman yang menasihati secara normal tanpa istilah semacam itu. Tentu saja, kalian wahai ranjangiyyun [yang menebar julukan lajangiyyun] perlu mengaca juga. Memangnya galau hanya milik manusia belum berjodoh? Galau juga milik kalian. Jangan difikir, ketika sudah beranak, lalu lepas dari kegalauan. Tiap fase kehidupan, ada galaunya. Dan berbeda macamnya.
Yang kita lihat, para ranjangiyyun [penebar istilah lajangiyyun] itu ya masih muda-muda. Belum beranak banyak. Belum bertahun-tahun menikah. Layaknya thullab al-ilm yang baru kenal ilmu, rasanya sensasional. Melihat orang belum berilmu atau kenal ilmu sepertinya, hati terasa gatal untuk menertawai. Tapi kalau sudah beranak banyak dan masih nakal menyebut istilah itu, ya jangan marah jika disebut 'keriputiyyun'. Enak, kan jika perang istilah!? Enak. Itulah yang namanya 'nasehat'.
Pernah menyebut bujangan/perawan lanjangiyyun/lanjangiyyaat? Berarti Anda adalah ranjangiyyun.
Nasehat? Menasehati? Menganjurkan? Really?
No comments:
Post a Comment