Monday, November 19, 2012

BULUGHUL MARAAM

oleh Hasan Al-Jaizy

Seperti membaca, menulis juga bukan tujuan akhir. Membaca adalah wasilah besar tuk dapatkan maklumat. Menulis adalah wasilah besar tuk sebarkan maklumat. 

Apa maklumat itu? Maklumat berasal dari bahasa arab, yang berarti 'sesuatu yang diketahui' atau 'pengetahuan'. Ada juga kita kenal kata 'maklum'. Makna maklumat dan maklum sebenarnya serupa. Yang membedakan adalah penggunaan. Maklum lebih condong kepada maksud 'wajar, biasa atau lazim'. Sementara maklumat condong pada 'pengumuman, pemberitahuan hingga ilmu'. Praktek penggunaan kalimat:

MAKLUMAT

"Maklumat ini saya sampaikan agar

kamu tahu" Maklumat ---> pengetahuan

"Saya mendapat maklumat yang bermanfaat tentang Merapi dari Mbah Maherjein" -Maklumat ---> pengetahuan

MAKLUM

"Suyuthi selalu juara kelas? Maklum lah. Tiap hari ia rajin mengulang pelajaran." Maklum ----> wajar

"Harap maklum atau mohon dimaklumi. Anak saya suka buang tenaga dalam (angin) karena bapaknya mencontohkannya di rumah." Memaklumi ---> Menganggap wajar/biasa

MAKLUMAT DAN MAKLUM

"Saya memaklumi maklumat tersebut tidak membuat hadirin tertarik, karena maklumat tersebut sudah maklum bagi mereka. Jadi, biasa saja kelihatannya."

Silahkan tafsirkan sebisanya perkataan di atas.

Nah, jika seseorang menjadikan membaca adalah tujuan akhir, maka orang gila yang membaca koran telah sampai di tujuan yang termaksud. Atau ketika Anda membaca sebuah buku berbahasa Tagalog, maka tujuan Anda tercapai. Padahal boro-boro tahu maknanya.

Juga, ketika Anda menjadikan menulis sebagai tujuan akhir, maka menulislah semaunya. Menulislah tentang kupu-kupu misalnya, lalu yang dibahas malah bangkai kambing di pinggir kali dengan bahasa yang tidak difahami manusia dan jin baik atau iblisnya dungu atau genius nya. Yang penting tujuan tercapai toh?

Nah, itu dia. Membaca itu disebut bermanfaat ketika Anda tahu apa yang dibaca. Karena membaca tujuannya untuk meraup maklumat. Menulis itu disebut bermanfaat ketika orang tahu apa yang ditulis. Kemudian, masalah manfaat berlebih, itu kembali pada kandungan tulisan atau kemampuan pembaca dalam memahaminya. Manfaat dari kandungan tulisan jika ia memberi efek bagi pembaca, entah itu pengetahuan/info, semangat, dan lain2. Manfaat dari pembaca tergantung pembaca. Bisa jadi sebuah tulisan sangat ilmiah, informatif, kuantitatif, deskriptif dan otomotif (?) namun otak pembacanya tidak nyampe, entah karena kedangkalannya, tidak konsentrasinya atau memang matanya buta. Waduh.

Pengen jadi seorang pembaca? Ambil buku. Bacalah.
Pengen jadi seorang penulis? Ambil alat tulis. Menulislah.
Pengen jadi seorang pembaca dan penulis? Ambil buku, baca, fahami, tulis point yang terfahami, kembangkan, susun dan terbitkan.

Maka, jangan sekadar mewah diberi maklumat, tapi harus bisa memberi orang lain maklumat; karena sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.


http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/464607550247302

No comments:

Post a Comment