Saturday, November 17, 2012

Kotoran Suci


oleh Hasan Al-Jaizy

Seperti kitab-kitab yang tadinya suci, namun dikotori oleh tangan-tangan yang tak pernah dicuci. Tangan-tangan kotor dikenalikan hati-hati keji. Pemalsuan di beberapa lini...kepalsuan di pelbagai sisi. Kotoran suci...teranggap suci namun rupanya kotoran. Pantas saja banyak yang meninggalkannya terdampar berdebu di rak-rak dunia. Sekalipun sucinya mereka menganggapnya, jika isi sudah terbaur dengan najis, maka selamanya bersebut kotoran suci.

Kotoran Suci....Holy Sh*t!

Berbagai kotoran disuci-sucikan. Seperti kotoran kerbau di sana. Ketika otak-otak encer sekotoran kerbau mengagungkan kotoran. Ketika orang gila mewajibkan dirinya untuk terlihat sinting dengan ide dan fikiran. Ketika orang gila mengharuskan orang waras menghormati otak kotoran kerbaunya. Ketika orang gila terlihat bangga dengan kotoran kerbau.

Orang-orang gila pasti marah dan merasa paling pintar. Sedangkan orang waras cekakakan menjengking melihat tingkah mereka. Holy Sh*t! Kotoran Suci...Kotoran Agung. Buanglah daging-daging yang tak berkah itu dan benamkan pucat wajah dungu pada kotoran.

Juga Rijs, kotoran sekotor-kotornya, yaitu Riba. Di mana justru mayoritas peniaga kota ini merasa melahap kotoran tersebut adalah satu-satunya jalan keluar dari kesempitan. Kotoran yang suci. Disucikan oleh otak-otak tak peduli ayat suci. Sempit sedikit, mencari gerombolan siberat bercerutu bom yang siap meminjamkan kotoran. Dan gerombolan itu akan menuntutmu untuk mendatangkan kotoran lebih banyak...berlipat-lipat! Lalu ketika peminjam keteteran, hilanglah kewarasan mereka. Mereka pun terus mengais-ngais kotoran di tanah becek. Ayam-ayam kebingungan. Ayam-ayam mengais tanah demi dapatkan cacing atau lainnya. Sementara manusia mengais tanah becek demi kumpulkan kotoran lalu melahapnya serakus-rakusnya. Sisanya disimpan untuk lunasi hutang kotoran.

Dan perniagaan kotoran...satu-satunya jalan bagi otak-otak kotor yang enggan merapat pada ayat-ayat suci. Ayat-ayat konstitusi, adalah prostitusi di hadapan ayat-ayat suci. Menantang, membangkang dan mengangkang. Undang-undang yang terkadang disucikan itu, justru dibuat dan dicampur adukkan oleh tangan-tangan kotor. Lalu jadilah kumpulan kotoran, yang zahirnya beraturan, namun slogannya: "Aturan itu ada untuk dilanggar". Ketika orang kecil berperut busung melanggar, pentungan berbicara. Ketika orang besar berperut gendut melanggar, uang merajalela.

Kotoran Suci...Yang suci dikotor-kotori
Kotoran Suci...Yang kotor dianggap suci

No comments:

Post a Comment