Monday, November 5, 2012

HIDUPMU INSPIRASIMU : [2] "Mengejar Angin"



oleh Hasan Al-Jaizy



Seorang gadis di suatu negeri telah wafat ayahnya. Terwariskan untuknya harta yang membuatnya dijuluki 'gadis terkaya' di zamannya. Tiada tandingi jumlah hartanya. 

Suatu waktu, ia menikah dengan seorang Amerika. Hiduplah mereka berdua beberapa masa. Kemudian berakhir bauran keduanya dengan talak. Lalu, ia teruskan perburuan dan menikah dengan seorang Yunani. Hiduplah keduanya berbaur beberapa masa. Namun datang kemudian masalah dan problem yang mewariskan talak dan perpisahan.

Maka, menikahlah kemudian ia dengan seorang Rusia yang atheist. Bapaknya adalah milyuner di negara itu. Hasil dari regukan sistem ekonomi sosialis atheis. Seorang wartawan mewawancarai wanita kaya ini:

"Bagaimana pula kau menikahi seorang anak milyuner dengan harta hasil

sistem perekonomian sosialis? Sedangkan kau sendiri adalah penganut kapitalis? Apa yang kau inginkan dari ini semua?"

Wanita itu berkata, "Kenapa tidak? Aku hanya mencari kebahagiaan. Dan sejujurnya hingga detik ini belumlah ia terdapatkan."

Hari-hari berlalu. Suami atheis tersebut bercerai dengannya. Lalu si wanita kaya ini meneruskan pencarian kebahagiaannya. Menikahlah kemudian ia dengan seorang Prancis. Suatu waktu, ia diwawancari oleh seorang wartawati negara itu.

"Apakah engkau wanita terkaya di bumi ini?"

"Ya, benar. Akulah ia. Aku terkaya di bumi ini. Namun aku merasa tersedih dan tersempitkan di bumi ini."

Beberapa hari kemudian, ia ditemukan menjadi bangkai di sebuah jalanan. Ternyata ia telah dibunuh seseorang.

[cerita dihikayatkan oleh Syaikh Nabiil Al-Audhy di kajian -Qashash fi Al-Waaqi']

Yaitu tentang seorang yang dengan tamaknya mencari bahagia dengan harta tanpa agama. Bahkan berpasang-pasang jodoh telah bersanding dengannya, bahagia yang dicari tak tertemu.

Sesungguhnya orang-orang yang mencari bahagia tanpa menabur iman di hati bagaikan seorang buta mengejar angin. Ia mengira angin itu dapat dilihat dan berwujud nyata. Karena ia merasakan keberadaannya. Lalu ia mencoba mengejar, menangkap ketika angin itu terasa. Namun, selamanya haus adalah haus dan lapar adalah lapar. Yang terharap tak terwujud. Yang terwujud malah yang terburuk.

وَمَن يُرِدْ أَن يُضِلَّهُۥ يَجْعَلْ صَدْرَهُۥ ضَيِّقًا حَرَجًۭا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِى ٱلسَّمَآءِ ۚ كَذَٰلِكَ يَجْعَلُ ٱللَّهُ ٱلرِّجْسَ عَلَى ٱلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ

"Dan barang siapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki ke langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman." [Q.S. Al-A'raaf: 125]

Orang-orang beriman terinspirasi dengan keimanannya untuk bahagia, meski tak cukup berharta. Bahkan ketika mereka tidak punyai harta, mereka tetap teguh. Kenapa? Karena mereka punyai iman. Sedangkan orang-orang yang menjual imannya dengan harta dan dunia sebagai imbalan, ia akan mendapatkan itu semua. Namun bahagia? Hanya Ar-Rahman yang berikannya dengan kehendak-Nya.


No comments:

Post a Comment